Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Tip Menulis
Saya terpapar pada sebuah kutipan yang berkata, "Seorang anak yang membaca akan menjadi seorang dewasa yang berpikir." Saya tersenyum sejenak dan merenungkan realitas tersebut dalam hidup saya. Setelah beberapa saat, saya menyadari bahwa saya berterima kasih kepada ibu saya karena telah melakukan yang terbaik dalam memengaruhi saya untuk membaca ketika saya masih sangat belia.
Puisi adalah seni yang sedang sekarat. Sedikit orang yang menulis, membaca, atau bahkan tahu bagaimana membuat puisi jika mereka mencobanya. Pembuatan puisi membutuhkan hati, imajinasi, dan kemampuan untuk duduk dalam tekanan.
Sama seperti menafsir kitab lain, menafsir kitab Wahyu juga menuntut langkah-langkah penafsiran umum. Langkah-langkah ini pada dasarnya dapat diringkas sebagai berikut:
Bagaimana Anda tahu jika Anda benar-benar telah dipanggil oleh Allah untuk menulis? Izinkan saya menyodorkan tiga tanda yang menandai kehidupan dari seseorang yang memiliki panggilan ini:
1. Orang yang memiliki pengetahuan telah menegaskan karunia dan kemampuan kita.
Hari ini, saya tidak ingin menulis. Saya tidak merasa terinspirasi. Kemarin, saya tidak merasa terinspirasi dan besok pun saya tidak akan merasa terinspirasi. Saya lebih baik menunggu sampai saya merasa sungguh terinspirasi -- ya, mungkin besok atau seminggu lagi sejak Kamis nanti. Karena tidak mengetahui kapan saya akan merasa terinspirasi, hanya ada satu hal untuk dilakukan: mulai bekerja dan mendapat inspirasi.
Saya menulis email kepada Anne Rice. Dia membalas saya lima belas menit kemudian. Saya tidak memercayainya. Saya adalah orang asing, dan dia langsung saja menulis catatan yang baik dan ramah kepada saya.
Diringkas oleh: Santi T.
"Dunia harus memahami apa yang dapat dilakukan Allah melalui seseorang yang benar-benar mendedikasikan diri untuk Tuhan." Lebih dari 45 tahun yang lalu, saya mendengar perkataan semacam itu diucapkan dalam sebuah drama komedi yang ditampilkan berdasarkan pada tantangan yang digunakan Allah untuk memberikan pengaruh yang sangat kuat kepada kehidupan dan pelayanan Dwight L. Moody.
Ditulis oleh: Santi T.
Minimnya karya sastra Kristen di perpustakaan gereja ataupun sekolah memang menjadi keprihatinan orang percaya, khususnya para penulis Kristen. Meski demikian, bukan berarti para penulis Kristen, guru, ataupun aktivis pelayanan literatur di gereja berdiam diri saja dan mengharapkan para sastrawan Kristen sajalah yang berproduksi sebanyak mungkin supaya eksistensi karya sastra Kristen terus berkembang. Kita bisa turut ambil bagian dalam membuat terobosan baru di bidang ini demi berkembangnya karya sastra Kristen di Indonesia.