Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Tip Menulis

1. Baca dan tontonlah drama satu babak.

Pertama-tama, bagi siapa saja yang ingin memperoleh keahlian baru, carilah contoh-contoh untuk ditiru. Tersedia banyak kumpulan drama satu babak, yang memungkinkan Anda membaca karya-karya baik dari penulis drama yang sudah terkenal maupun yang masih baru. Pelajarilah konstruksi naskah-naskah tersebut. Apa yang terjadi? Kapan? Berapa banyak latar dan karakter yang diperlukan? Berapakah jangka waktu cerita drama itu? Satu hari? Satu tahun? Selain itu, drama memunyai isi dan bentuk yang beragam. Itulah alasannya Anda perlu membaca, dan jika perlu menonton drama-drama satu babak: Anda bisa mengetahui bermacam-macam cara mengalirkan cerita Anda.

Menulis naskah

Drama satu babak biasanya berbeda dengan drama panjang. Drama satu babak memunyai karakter yang lebih sedikit dan mungkin latar yang lebih sederhana. Biasanya, drama satu babak hanya berfokus pada karakter utama dan satu kejadian atau satu tujuan. Sementara waktu untuk subalur (subplot) dan adegan yang tidak melibatkan karakter utama, kisahnya hanya sedikit. Inilah yang harus Anda perhatikan saat membaca drama satu babak, dan sesuatu yang perlu diingat saat Anda masuk ke dalam proses menulis.

2. Tentukan karakter utama.

Pertanyaan utama yang perlu ditanyakan penulis saat duduk dan menuturkan ceritanya adalah "Siapakah karakter utama Anda?" Sebuah cerita, bahkan drama dengan ansambel yang cukup besar, memerlukan satu titik fokus yang utama. Dalam drama pendek, drama satu babak, Anda hanya memerlukan sedikit karakter, mungkin 4 atau 5 orang. Penentuan tokoh utama tidaklah sulit. Bertanyalah, "Cerita siapakah ini? Sudut pandang siapakah yang kita pakai?" Dialah karakter utama Anda.

3. Berikanlah karakter Anda sebuah tujuan.

Setelah menentukan karakter utama, carilah tujuannya. Seorang karakter, dalam karya apa pun, perlu memunyai satu sasaran yang diperjuangkannya sepanjang cerita. Contohnya, Hamlet mau melakukan kebaikan untuk ayahnya. Dorothy ingin pulang ke Kansas. Untuk menulis drama, Anda perlu menentukan tujuan karakter utama Anda. Untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dia perlu melakukan hal-hal lainnya, tetapi "keinginan" utama yang mendominasinya haruslah sama. Artinya, drama Anda berisi tentang apa yang karakter Anda inginkan.

4. Pikirkanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapi karakter Anda.

Banyak orang mengatakan bahwa jantung dari sebuah tulisan yang dramatis adalah konflik. Setelah menentukan karakter utama, tentukanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapinya, dan bagaimana dia mengatasinya (jika dia berhasil mengatasinya). Ingatlah, setiap tantangan harus selalu lebih sulit daripada sebelumnya. Contohnya, Anda ingin melihat tokoh utama Anda membunuh musuhnya yang licik, kemudian tokoh utama Anda kebingungan mencari jalan ke sebuah rumah. Anda ingin tokoh utama Anda menemukan jalannya -- sebuah rintangan yang berhasil diatasi dan kemudian membunuh musuhnya (mungkin ini adalah peristiwa klimaks dalam cerita, tergantung dari tujuan karakter Anda).

5. Kembangkan karakter-karakternya.

Saat menciptakan rintangan-rintangan dalam cerita, Anda akan mengembangkan karakter-karakter Anda, baik karakter utamanya maupun karakter-karakter pendukungnya. Pikirkanlah apa yang diinginkan oleh para karakter pendukung -- mereka juga perlu memiliki tujuan. Pikirkanlah bagaimana karakter-karakter itu dapat saling menjadi rintangan bagi satu sama lain. Pikirkan juga tentang bagaimana karakter dalam drama-drama favorit Anda, tersingkap saat mereka mengatasi konflik, bagaimana mereka berinteraksi dengan tokoh lain, dan bagaimana tokoh lain menggambarkan mereka. Gunakan teknik-teknik yang sama untuk mengolah karakter-karakter dalam drama Anda.

6. Kembangkan latarnya.

Saat mengembangkan cerita dan karakter dari naskah Anda, pikirkanlah juga latarnya. Biasanya, drama satu babak memunyai latar yang sederhana, sehingga penonton perlu menggunakan imajinasi mereka. Ada pula drama satu babak yang memunyai latar yang rumit. Akan tetapi, ingatlah jika Anda adalah seorang penulis naskah pemula yang mencoba membuat karya Anda diproduksi, latar yang rumit biasanya bisa memberatkan Anda sendiri -- tetapi tentunya, berikanlah yang terbaik untuk drama Anda. Latar itu penting. "The Wizard of Oz" membutuhkan "Oz". Anda juga bisa membuat latar kafe atau ruang tamu yang tidak memunyai efek apa pun untuk karakter Anda. Perhatikanlah latar dari naskah-naskah kesukaan Anda -- bagaimana latar bisa berhasil dengan karya Anda, seberapa penting latar itu, dan bagaimana penulis drama menggambarkannya.

7. Buatlah garis besar adegan-adegan Anda.

Sebuah adegan adalah unit dasar dalam sebuah drama. Adegan dapat digambarkan sebagai potongan drama yang terjadi pada satu waktu dan satu tempat. Jika Anda membaca beberapa drama, Anda bisa menganalisis bagaimana penulis naskah memecahkan satu babak menjadi beberapa adegan. Ada babak yang terdiri dari satu adegan, sementara itu ada juga babak yang memunyai banyak adegan, bahkan dalam drama satu babak sekalipun. Kuncinya adalah setiap adegan menggerakkan cerita atau menyingkapkan karakter-karakternya. Dengan kata lain, setiap adegan perlu menyertakan konflik, bukan sekadar karakter-karakter yang sedang membicarakan konflik. Selain itu, setiap konflik perlu melibatkan pemain utama yang sedang mengejar tujuannya. (Dalam drama yang memunyai banyak babak, Anda bisa memunyai adegan-adegan yang tidak menghadirkan karakter utamanya. Akan tetapi, Anda tidak mau menghabiskan waktu untuk adegan-adegan seperti itu dalam drama satu babak.)

Tugas Anda adalah mengubah daftar rintangan yang dihadapi karakter utama Anda menjadi adegan. Contohnya, "Penyihir yang Jahat" menjadi "Dorothy melawan Penyihir yang Jahat dan mengambil sapunya." Beberapa orang lebih senang menulis adegan-adegan itu secara langsung, daripada membuat garis besarnya terlebih dahulu. Kita melakukannya, meskipun menulis semua adegan, jauh lebih sulit daripada mengatur beberapa garis besarnya dahulu.

8. Tulis dan tulis ulang.

Saat Anda mengetahui ke mana arah karakter utama Anda, inilah waktunya untuk benar-benar menulis drama. Tidak ada cara lain untuk melakukannya. Jika Anda pernah menulis sebelumnya, Anda pasti tahu bahwa tulisan yang baik dihasilkan dari beberapa draf. Jika Anda belum pernah menulis sebelumnya -- tulisan yang baik dihasilkan dari beberapa draf. Jadi, saat menulis ingatlah bahwa tulisan Anda tidak akan sempurna awalnya. Itu sudah biasa. Teruskanlah!

Selain itu, pikirkanlah bahwa penulisan kreatif dalam bentuk apa pun, adalah keterampilan yang perlu diasah dan dipoles melalui pengalaman. Ikutilah kursus menulis drama, jika Anda tidak memunyai latar belakang menulis. Jika Anda memunyai latar belakang penulisan, Anda tahu bahwa menganalisis drama sudah cukup untuk "menguasainya".

Para penulis terkadang kembali ke hal-hal dasar untuk melihat apakah mereka mengenai sasaran mereka: Apakah sudah ada karakter utama mengejar sebuah tujuan? Apakah rintangan dan karakter-karakternya menarik? Apakah dialognya terdengar alami? Penonton barangkali melihat bagian lebih rumit dari drama itu juga: Apakah temanya tersampaikan? Apakah ada metafora yang bagus?

Biasanya, kita kesulitan menilai secara objektif apa yang perlu dikembangkan. Anda perlu mengerjakan bagian besarnya sendiri, tetapi jangan bekerja dalam ruang hampa. Carilah guru, sesama penulis, konsultan bayaran, atau asosiasi yang terpercaya, dan mintalah mereka memberikan pendapat tentang perubahan yang bisa dibuat.

9. Carilah berbagai kesempatan untuk mengirimkan naskah Anda.

Banyak kontes menulis naskah yang mencari drama satu babak. Banyak juga perusahaan-perusahaan teater yang dengan senang hati menerima pengiriman drama satu babak. Lain ceritanya jika kesempatan-kesempatan ini menawarkan uang. Akan tetapi, jika Anda menulis karena Anda mencintainya (dan memunyai pekerjaan sehari-hari yang ringan), rasa gembira dan bahagia saat melihat karya Anda diproduksi sudah cukup menjadi bayarannya. Beberapa situs memunyai daftar kontes menulis naskah teater dan pedoman pengiriman naskah teater.

Penulisan kreatif dalam bentuk apa pun, adalah keterampilan yang perlu diasah dan dipoles melalui pengalaman.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Penutup

Menulis drama sepanjang apa pun selalu menantang, tidak terkecuali menulis drama satu babak yang perlu mencakup semua elemen drama yang panjang dalam waktu yang terbatas, tetapi tetap memiliki nuansa, kedalaman yang bisa memberikan penonton sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Strategi-strategi penulisan ini bisa menolong Anda. Jika Anda mengikuti contoh dan kiat-kiat yang bagus, meluangkan waktu untuk prapenulisan, dan mencurahkan diri Anda untuk menyunting naskah seperlunya, hal ini dapat membantu Anda untuk memberikan yang terbaik dan naskah terbaik di atas panggung. (t/Uly)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs : How to Do Things
Alamat URL : http://www.howtodothings.com/hobbies/a4248-how-to-write-a-one-act-play.html
Judul asli artikel : Writing a One Act Play: Writing Strategies
Penulis artikel : B. Danesco
Tanggal akses : 15 Februari 2011

Beberapa redaksi surat kabar atau majalah biasanya sangat selektif dalam menerima tulisan-tulisan kolom yang ditulis oleh para penulis pemula, karena tulisan-tulisan kolom memegang peranan penting dalam meningkatkan omset pemasaran surat kabar atau majalah mereka. Redaksi lebih baik membayar mahal untuk kolom yang ditulis oleh kolumnis yang sudah memunyai nama, daripada menggunakan kolom yang ditulis oleh penulis pemula, meski bisa dibayar murah.

Seperti organisasi lainnya, banyak gereja menyadari pentingnya komunikasi yang terbuka dan informatif. Komunikasi tersebut membuat jemaat merasa menjadi bagian terpenting dari gereja. Alhasil, mereka rindu meningkatkan partisipasi dan keterlibatan mereka. Warta gereja yang diterbitkan secara rutin bermanfaat untuk pendeta, pihak administrasi, staf dan jemaat sebagai wadah informasi yang relevan. Warta gereja membuat jemaat dan komunitas keagamaan yang lebih besar mengikuti perkembangan acara-acara terbaru dari gereja.

Diringkas Oleh: Puji Arya Yanti

Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur.

Kritik sering kali berkonotasi negatif. Jika dikatakan ada orang yang mengkritik, kesannya orang itu adalah seorang pencela, pikirannya negatif, kasar atau bahkan jahat. Padahal, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, "kritikos" yang artinya `mampu menilai`. Sementara mampu menilai sendiri berarti melihat dengan mata atau intelektualitas, untuk mengenali dan memahami.

Jika Anda pernah membaca sebuah buku dan memiliki opini atasnya, Anda adalah seorang kritikus buku. Pada dasarnya, kebanyakan orang tidak bisa tidak memiliki penilaian atas buku yang ia baca. Namun, seperti apa penilaian yang dibuat seorang kritikus buku? Bagaimana pula kritikus melakukannya?

Penulis : Mahardica

Hanya tujuh? Tentu tidak. Tapi sebagai langkah awal untuk menjadi penulis yang berhasil, tujuh hal inilah yang wajib dihindari seorang penulis. Untuk selanjutnya, biarlah pengalaman yang mengajari Anda.

1. Menulis buku tanpa melengkapi bagian-bagian buku, seperti prakata, daftar pustaka, indeks, glosarium

Menjadi penulis lepas ialah sebuah cara untuk bekerja di rumah, namun tetap menghasilkan. Sebagai seorang penulis, Anda memiliki kesempatan istimewa untuk memengaruhi apa yang orang lain pikir atau lakukan. Anda dapat menyentuh emosi, bahkan mungkin mampu mengubah jalan hidup seorang pembaca. Tiap tahun, jutaan orang akan berusaha untuk membuat tulisan mereka dipublikasikan di majalah, koran, atau buku, namun persentase yang berhasil hanya sedikit saja.

Penulis : Ary Cahya Utomo

Sastrawan menulis buku non-fiksi? Bukan hal aneh. Ilmuwan atau wartawan menulis cerpen atau novel? Juga banyak. Umberto Eco menulis novel "In the Name of Rose" sebaik ia menulis teori-teorinya tentang semiologi, Jean Paul Sartre dikenal sebagai tokoh filsafat namun ia dinobatkan sebagai pemenang Nobel Sastra atas karya novelnya, Sihar Ramses Simatupang adalah wartawan Sinar Harapan yang tahun lalu meluncurkan sebuah novel berjudul Lorca, dan banyak lagi contoh lainnya. Walaupun menekuni satu bidang memang baik karena keterbiasaan akan membuat kualitas tulisan kita lebih bagus, namun tak ada salahnya jika sesekali kita mencoba bentuk tulisan lain.

Penulis : Aloisius Widyamartaya dan Veronica Sudiati

Praktik menulis berikut ini bertujuan menanamkan secara lebih mendalam cita rasa tata susunan (a sense of structure) dalam menulis karangan. Cita rasa ini membangun kepercayaan diri dalam menghadapi tugas atau pekerjaan menulis karangan apa pun. Dengan cita rasa ini, kita percaya akan dapat memberikan tatanan kepada gagasan-gagasan kita. Pada umumnya, orang suka dan ingin dapat mengarang untuk mengungkapkan dan menyampaikan gagasannya kepada orang lain supaya dipahami.

Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.

Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Pages

Komentar