Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Kaidah dan Pemakaian Bahasa

Kata Ulang

Diringkas oleh: Puji Arya Yanti

Kata ulang dapat dibahas dengan meninjaunya dari segi bentuk dan dari segi makna atau fungsi perulangan kata.

 

  1. Bentuk Kata Ulang
    Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.

"Berjualan" dan "Jualan"

Dari kata dasar "jual" dapat dibentuk kata "berjualan". Di samping itu, terdapat pula kata "jualan" yang sering diperlakukan sama dengan kata "berjualan". Benarkah penggunaan kata seperti itu?

Dalam praktik berbahasa sehari-hari, penggunaan kata "berjualan" dan "jualan" memang sering dipertukarkan. Contohnya, sebagai berikut.

1. Mereka sering berjualan pakaian di pinggir jalan.
2. Mereka sering jualan pakaian di pinggir jalan. selengkapnya... about "Berjualan" dan "Jualan"

Mengapa "Utang" dan Bukan "Hutang"?

Kalau kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, akan kita temukan kata "hutang" yang dirujuk pada kata "utang". Kata "hutang" tidak diberi makna. Yang diberi makna hanyalah "utang". Demikian juga, "himbau" dan "hisap" dirujuk pada "imbau" dan "isap". Itu berarti bahwa kata "utang", "isap", dan "imbau" lebih diutamakan pemakaiannya. selengkapnya... about Mengapa "Utang" dan Bukan "Hutang"?

Kasus Penulisan Tanda Baca: Dispasi atau Tidak?

Mungkin salah satu informasi yang paling banyak menghadirkan kesalahan ejaan adalah undangan. Kalau Anda melihat undangan-undangan rapat gereja, undangan pernikahan, undangan sunatan, dan lain-lain, kasus-kasus penulisan tanda baca menjadi sesuatu yang banyak dijumpai. Sebut saja, misalnya, penggunaan titik dua (:). Tak jarang ditemukan penulisan yang sebagai berikut. selengkapnya... about Kasus Penulisan Tanda Baca: Dispasi atau Tidak?

Peranan Bahasa yang Komunikatif dalam Literatur

Bahasa bukanlah kumpulan kata yang diambil secara sembarangan. Bahasa memiliki daya pukau bila disusun dan ditempatkan pada kedudukan yang komunikatif. Dia mampu "membakar", "menangis" dan "bergembira". Bahasa yang komunikatif adalah bahasa yang hidup.

"Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1) Tuhan berbicara kepada manusia dengan "Kata" (Firman). Dengan Katalah Dia menjadikan segala sesuatu di dunia ini. Kata itu sendiri menjadi "daging" (Yohanes 1:14, terjemahan lama) dan berada di antara manusia. Tuhan menciptakan bahasa yang komunikatif untuk manusia, agar dengan demikian manusia dapat memahami dengan jelas tujuan Kata itu. Kata yang tidak bermakna menjadikan bahasa tidak bermakna dan membuat komunikasi tidak berlangsung dengan efektif. selengkapnya... about Peranan Bahasa yang Komunikatif dalam Literatur

Menyoal Etika Menulis Di Media Massa

Ketika rezim Orde Baru berkuasa, kebebasan pers dibungkam. Pemerintah bersikap antikritik. Segalanya harus berjalan sesuai keinginan pemerintah -- yang direpresentasikan oleh sosok Soeharto. Mereka yang membangkang pasti diberedel aparat. Nasib Tempo, misalnya. Diberedel karena terlalu nyaring "menyalak" pada pemerintah. Lalu, angin perubahan datang. Soeharto jatuh pada Mei 1998. Pers kembali memperoleh kebebasannya. selengkapnya... about Menyoal Etika Menulis Di Media Massa

Fungsi Bahasa Indonesia secara Politis

Secara politis, fungsi bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Kedua fungsi tersebut dilandasi oleh landasan filosofis dan yuridis. Landasan filosofis bahasa Indonesia terekam dalam baris ke tiga Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia". selengkapnya... about Fungsi Bahasa Indonesia secara Politis

Unggah, Unggah Unggih? Sebuah Usulan Terobosan Baru

Ada kata baru dalam perbendaharaan bahasa Indonesia: unggah -- yang berarti upload. Kata ini untuk menimpali "unduh" -- yang berarti download yang muncul lebih dulu. Saya tidak tahu persis kapan sebenarnya "unggah" masuk ke dalam bahasa kita. Mungkin sebelumnya ada orang yang menggunakannya. Akan tetapi, yang jelas Kompas menggunakan kata tersebut. Kemunculan kata ini tampaknya dipicu oleh beredarnya sebuah video, yang tiba-tiba membuat orang berkepentingan untuk menemukan padanan upload dalam bahasa Indonesia. Ditemukanlah unggah -- yang secara etimologi, menurut saya, mendudukkan seseorang (biasanya anak kecil) pada tempat duduk yang tinggi. selengkapnya... about Unggah, Unggah Unggih? Sebuah Usulan Terobosan Baru

Bahasa dan Pembangunan Karakter Bangsa

Karakter diinterpretasikan sebagai realisasi operasional jati diri atau identitas seseorang atau suatu bangsa jika seseorang atau suatu bangsa dihadapkan pada masalah yang harus diselesaikan atau diatasi untuk mencapai kesejahteraannya. selengkapnya... about Bahasa dan Pembangunan Karakter Bangsa

Kritik Sastra

  1. Pengertian Kritik Sastra

  2. Istilah "kritik" (sastra) berasal dari Bahasa Yunani yaitu "krites" yang berarti "hakim". "Krites" sendiri berasal dari "krinein" yang berarti "menghakimi"; "kriterion" yang berarti "dasar penghakiman" dan "kritikos" berarti "hakim kesusastraan". Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni. selengkapnya... about Kritik Sastra

Pages

Komentar

Subscribe to Kaidah dan Pemakaian Bahasa