Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Kisah Allah yang Tercermin dalam Literatur Anak
Saya telah berada di dunia akademis selama 30 tahun dan telah menjadi orang Kristen selama 26 tahun. Ketika pertama kali menjadi Kristen, saya berjuang untuk melihat hubungan antara kehidupan yang saya jalani setiap hari dengan hidup baru dalam iman sebagai seorang percaya dalam Kristus. Namun, semakin saya bertumbuh dalam pemahaman terhadap Alkitab, saya semakin dapat melihat kehadiran Allah dalam pekerjaan dan pendidikan saya. Sebagai seorang akademisi yang tertarik dengan cara belajar anak, saya memiliki minat yang dalam terhadap literatur serta kekuatannya untuk tidak hanya mengajar tentang bahasa dan kehidupan, tetapi juga memperkaya hidup kita, bahkan mengubah cara berpikir kita terhadap dunia. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa cerita-cerita, bahkan yang ditulis oleh orang-orang non-Kristen, mengandung gema dari kisah utama di belakang kisah-kisah Alkitab.
Fokus utama Alkitab adalah "sejarah keselamatan", dengan kisah utamanya yang menelusuri sejarah Yudaisme dan kekristenan serta rencana penyelamatan oleh Allah untuk umat-Nya. Pada mulanya, Tuhan menciptakan langit dan bumi, dan semuanya itu baik adanya. Namun, dosa masuk ke dalam dunia dan manusia memberontak terhadap Dia sehingga Allah menjatuhkan kutuk atas ciptaan-Nya yang akan berakhir dalam penghakiman. Namun demikian, Allah selalu mempunyai rencana untuk pemberontakan itu, sebuah rencana penebusan yang didasari oleh kasih-Nya. Anugerah yang terindah; Anak-Nya sendiri diserahkan-Nya untuk mati dan tiga hari kemudian dibangkitkan dari antara orang mati untuk menaklukkan dosa dan maut. Sebuah rencana yang menyediakan jalan bagi ciptaan-Nya untuk mengalami pemulihan dalam hubungan dengan-Nya. Keselamatan bagi orang-orang yang berbalik dari dosa mereka dan mencari pengampunan dari Allah, dan dalam iman berkomitmen untuk mengikut Yesus. Inilah kisah utama di balik kisah-kisah Alkitab.
Anda tidak perlu mencari terlalu jauh untuk mulai melihat bagaimana bahan-bahan literatur (bahkan, dalam ketidaksempurnaan mereka) sering kali menggemakan kisah Allah yang paling dasar mengenai keselamatan, yang terjadi dalam kehidupan Kristus. J.R.R. Tolkien pernah berkata (kepada C.S. Lewis), "Kisah kristiani adalah kisah yang terbesar di antara kisah-kisah lain karena kisah ini adalah kisah nyata. Kisah ini berisi peristiwa sejarah dan menunjukkan kepada kita arti yang dikandungnya."
Baik Lewis maupun Tolkien sama-sama memandang kisah Injil sebagai kisah utama atau kisah yang menjadi dasar kisah-kisah manusia. Penyelamatan seekor babi oleh seekor laba-laba kecil di sebuah cerita anak, yang dalam suatu tingkatan tertentu dapat dilihat sebagai hal yang sepele, sebenarnya dengan lirih menggemakan pengurbanan yang dilakukan Allah demi menebus umat-Nya melalui pengurbanan Anak-Nya. Peristiwa yang sebenarnya memenuhi kisah yang ada dalam literatur anak-anak itu dan membuatnya menjadi masuk akal. Setelah mempelajari literatur anak-anak selama 30 tahun, saya akhirnya dapat melihat kebijaksanaan dalam komentar Tolkien itu.
Sedikitnya, ada lima cara utama bagaimana para penulis Kristen yang menulis cerita anak-anak dapat menuntun pembacanya kepada kisah penyelamatan dari Allah.
- Tipe 1: Kisah yang secara langsung menyajikan Injil secara eksplisit, sering kali dalam bentuk penceritaan ulang bagian-bagian Alkitab yang sesuai untuk umur anak. Cerita-cerita Alkitab dan kumpulan kisah Alkitab termasuk ke dalam kategori ini.
- Tipe 2: Kisah-kisah yang secara alegoris menyajikan Injil, misalnya "Pilgrim's Progress"/Perjalanan Seorang Musafir karya John Bunyan.
- Tipe 3: Kisah-kisah yang menyajikan atau menyebut pemahaman serta pengajaran dasar dari Alkitab; dalam kisah-kisah semacam ini, elemen kunci dari Alkitab, yaitu: rencana keselamatan, terjalin dengan rapi ke dalam cerita itu atau mencerminkan elemen-elemen kunci dari kisah Ilahi. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya, Lord's of The Ring karya J.R.R. Tolkien, dan seri Chronicles of the Narnia karya C.S. Lewis. Sementara beberapa orang melihat bahwa karya C.S. Lewis sebagai sebuah alegori dari Injil, tetapi Lewis menepis perkiraan itu dan menyatakan bahwa kisahnya itu sudah selesai ditulis, sebelum ia sadar bahwa karyanya itu berkaitan dengan Alkitab.
- Tipe 4: Kisah yang bermuatan nilai moral yang berparalel atau mencerminkan prinsip-prinsip moral yang selaras dengan pengajaran Alkitab (misalnya, kejahatan akan mendapat hukuman, akibat dari dosa, dan kejujuran adalah sesuatu yang lebih baik daripada kebohongan). Puisi-puisi pendek dan banyak dongeng yang termasuk dalam kategori ini, begitu pula dengan dongeng-dongeng yang berfungsi sebagai peringatan (tentu saja tidak semua dongeng semacam itu yang mencerminkan nilai-nilai Alkitab, tetapi banyak juga yang memilikinya).
- Tipe 5: Tipe kelima ini adalah variasi atau perkembangan dari keempat tipe di atas. Di kisah semacam ini, hubungan atau paralel yang terjadi dengan Alkitab berada di tingkatan tema daripada dalam pengajaran moral. Kisah semacam ini mendemonstrasikan atau menggemakan pengajaran Alkitab (misalnya kisah keselamatan, kisah penebusan, atau prinsip-prinsip yang berparalel dengan suatu kisah di Alkitab atau perumpamaan-perumpamaan). Kisah semacam paralel dengan Alkitab tanpa komentar yang eksplisit. Kisah semacam ini tidak hanya dapat dilihat sebagai kisah yang baik, tetapi juga tema-temanya dapat didiskusikan dalam tingkatan tertentu.
Dari semua tipe di atas, tipe 2 -- 5 memiliki potensi dibaca di luar kalangan anak-anak Kristen.
Manfaat Khusus dari Literatur Anak-Anak
Ada banyak manfaat yang dapat disalurkan oleh para penulis Kristen yang rindu untuk menulis berbagai bentuk literatur anak-anak. Tulisan semacam itu dapat memenuhi tuntutan tulisan yang baik -- kisah menarik dan disajikan dengan indah; bahasa yang digunakan dengan baik; kisah yang dapat berada di beberapa tingkatan sekaligus; karakter-karakter yang otentik dan hidup; serta plot yang membuat pembacanya ingin terus membacanya. Akan tetapi, lebih dari semuanya itu, literatur anak-anak:
1. menawarkan pengetahuan yang merupakan perayaan dari dunia ciptaan Allah dan tujuan-Nya,
2. berfungsi sebagai cermin yang memungkinkan pembacanya merefleksikan hidup serta masa depan mereka,
3. memimpin pembacanya untuk memahami aspek kehidupan manusia (kehidupan dan kematian, kesepian, rasa pedih, rasa kehilangan, kerapuhan hidup, dll.), dan
4. menuntun pembaca kepada kisah keselamatan yang terdapat dalam Alkitab.
Yang penting untuk ditekankan adalah literatur merupakan alat komunikasi yang andal dalam membagikan kisah mengenai Kristus. Buku yang baik, yang dibentuk dengan pemahaman Kristen, dapat menawarkan kesempatan untuk mengomunikasikan dasar utama dari kisah Alkitab, melalui cerita-cerita yang berhubungan dengan dunia kontemporer. Hal ini juga menawarkan jembatan kepada kisah Alkitab dan kesempatan yang ditawarkannya untuk seseorang dapat bertobat dan percaya kepada Kristus. (t/Yudo)
Audio Kisah Allah yang Tecermin dalam Literatur Anak
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Just in CASE |
URL | : | http://andjustincase.blogspot.com/2010/11/ |
Judul asli artikel | : | God's Story Reflected in Children's Literature |
Penulis artikel | : | Trevor Cairney |
- 1005 reads