Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Memperluas Eksistensi Karya Sastra Kristen

Ditulis oleh: Santi T.

Minimnya karya sastra Kristen di perpustakaan gereja ataupun sekolah memang menjadi keprihatinan orang percaya, khususnya para penulis Kristen. Meski demikian, bukan berarti para penulis Kristen, guru, ataupun aktivis pelayanan literatur di gereja berdiam diri saja dan mengharapkan para sastrawan Kristen sajalah yang berproduksi sebanyak mungkin supaya eksistensi karya sastra Kristen terus berkembang. Kita bisa turut ambil bagian dalam membuat terobosan baru di bidang ini demi berkembangnya karya sastra Kristen di Indonesia.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan dan memperluas eksistensi karya sastra Kristen di tengah-tengah kancah karya sastra Indonesia yang semakin berkembang. Berikut beberapa cara yang bisa kita usahakan atau lakukan, baik oleh diri sendiri, kelompok, maupun bekerja sama dengan yayasan/organisasi:

1. Membuat lomba karya sastra Kristen.
Misal: lomba puisi bertema alkitabiah. Tema bisa seputar tokoh Alkitab, gereja, pelayanan Yesus, ajaran Yesus, dll.. Semua karya puisi bisa dijadikan kumpulan karya puisi Kristen. Atau, kita bisa melakukannya juga secara online, contoh < http://www.sabdaspace.org/hore_sabda_space_ulang_tahun_ke_8 >

2. Bangkitkan pelayanan literatur gereja.
Mintalah beberapa remaja/pemuda untuk terlibat dalam pelayanan literatur. Berikan kesempatan atau waktu khusus, misal sebulan sekali, supaya mereka bisa berkreasi dalam menulis, khususnya cerpen rohani. Jika ide ini bisa dilakukan dengan baik dan berkembang, dorong para anggota pelayanan literatur Kristen untuk menulis novel rohani atau karya sastra jenis lainnya.

3. Program diskusi karya sastra rohani.
Buatlah program di gereja untuk mendorong setiap jemaat lebih peduli akan literatur Kristen. Misal, program baca dan diskusi karya-karya sastra rohani seperti cerpen, novel, puisi, dll.. Adakanlah minimal dua kali dalam setahun.

4. Program talk show seputar pelayanan literatur dan karya sastra Kristen.
Jika di gereja Anda memiliki pelayanan radio, adakanlah program talk show seputar karya sastra Kristen beserta penulisnya. Jika program ini bisa dilakukan dengan baik, jangkauan penyebaran informasi dan dampak karya sastra Kristen akan semakin luas.

5. Beri ruang di warta jemaat untuk informasi literatur Kristen.
Manfaatkanlah warta jemaat di gereja untuk menyampaikan informasi seputar buku sastra terbaru, karya-karya puisi anak sekolah minggu, cerpen para remaja gereja, dll.. Informasi ini bisa mendorong jemaat gereja untuk lebih peduli akan eksistensi karya sastra Kristen.

6. Komunitas penulis Kristen.
Buatlah komunitas penulis Kristen di media sosial ataupun di gereja supaya banyak orang memiliki kesempatan yang sama untuk bergumul akan perkembangan sastra Kristen di Indonesia pada masa mendatang.

7. Manfaatkanlah teknologi digital.
Teknologi yang kian berkembang menjadi kesempatan besar bagi para penulis Kristen untuk menyebarluaskan karya-karyanya. Baik melalui situs, media sosial, email, maupun forum, karya-karya sastra Kristen bisa dengan mudah dan efektif didapatkan oleh para pembacanya.

Cara-cara ini diharapkan mampu memperluas eksistensi karya sastra Kristen di Indonesia untuk semakin dipedulikan, diakui, dan dikembangkan. Selain itu, kita harus belajar menciptakan kesempatan supaya literatur Kristen bisa digunakan dengan efektif dan bisa memotivasi orang percaya untuk menulis karya-karya kristiani yang berkualitas dan efektif untuk pemberitaan firman Tuhan. Namun, gereja atau sekolah perlu memberikan pembekalan terlebih dahulu bagaimana menjadi penulis Kristen yang mampu menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Misal, penulis Kristen harus mengenal Tuhan Yesus. Tujuan karya sastra Kristen adalah untuk memperkenalkan Kristus kepada orang lain. Untuk itu, penulis juga harus mengenal Dia terlebih dahulu. Penulis Kristen harus memiliki cara pandang yang alkitabiah. Penulis harus mengetahui isi Alkitab -- sebagai pernyataan misi Allah -- sehingga ketika menulis, ia bisa menceritakan kembali kepada pembaca. Penulis Kristen harus tahu banyak tentang topik yang akan ia sampaikan. Penulis Kristen harus memiliki beban untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan kepada sesama dengan menggunakan media tulisan.

Gereja harus mengembangkan pelayanan literatur. Pelayanan literatur sangat berguna dan efektif sebagai sarana pemberitaan Injil. Dalam Alkitab pun dikatakan betapa pentingnya pelayanan literatur. Literatur Kristen itu bisa "berbicara". Literatur Kristen itu bisa mengajar banyak orang, bahkan mengenalkan orang pada kasih Kristus. Dalam 2 Timotius 3:16 dikatakan, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran". Marilah kita giatkan kembali pelayanan literatur di gereja demi perkembangan pelayanan pemberitaan Injil melalui media tulisan, baik berupa artikel, buku, novel, cerpen, puisi, dll..

Sumber bacaan:
1. Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT). 2003. Bahan Seminar "Literatur dan Gereja di Era Globalisasi". Hlm. 12-15
2. Zega, Manati I.. 2009. "Literatur Bukan Urusan Gereja?" Dalam http://www.glorianet.org/manati/1060-gereja

Komentar