Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Digital Natives Berbagi secara Berbeda
Meskipun email dan SMS jelas merupakan mekanisme untuk berbagi, Digital Natives telah mengembangkan mekanisme spesifik yang lain untuk melakukannya. Blog, misalnya (istilah "blog" adalah pemendekan dari "weblog"). Situs hanya-teks ini (awalnya) memungkinkan Digital Natives berbagi detail paling intim dalam kehidupan pribadi dan emosional mereka, setiap minggu, setiap hari, atau bahkan setiap jam. Perangkat lunak telah dikembangkan yang memungkinkan anak-anak dengan akses daring membangun blog pribadi dengan hampir tanpa biaya. (Lihat www.blogster.com) Entrinya bisa diarsipkan dan blog-blognya tetap tayang/online secara permanen, dan bisa diakses oleh siapa saja dengan alamat atau sebuah tautan.
Blog telah menyebabkan pembalikan sepenuhnya terhadap fenomena "buku harian" -- tempat anak-anak menyimpan perasaan mereka yang dikurung dalam sebuah buku, pada masa kini mereka (atau setidaknya banyak di antara mereka) lebih memilih untuk memasangnya secara daring agar dapat dilihat dan dibagikan. Mereka saling membaca blog milik temannya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dalam kelompok sosial. Fitur penting dari blog adalah daftar tautan ke blog lain yang penulis sukai, jadi mereka berfungsi sebagai bentuk interkoneksi.
Fenomena blogging, tentu saja, juga memasuki dunia kaum Digital Immigrant, tetapi dengan cara yang sangat berbeda -- sebagai alat berbagi secara intelektual. Banyak kaum intelektual, mulai dari reporter hingga guru, hingga profesor, menulis dan menerbitkan blog biasa, yang menjadi bacaan reguler bagi pengikut mereka. Namun, karena pemakaiannya sangat berbeda (emosi vs intelektual), ini secara efektif merupakan medium yang berbeda, yaitu blog dari Digital Natives.
Kamera ponsel sekarang menjadi sarana utama untuk berbagi gambar di antara orang muda di banyak tempat, entah dengan mengirim gambar, atau bahkan sering kali, saling bertukar ponsel, seperti yang sering saya lihat dilakukan oleh gadis-gadis sekolah di kereta bawah tanah. Album foto tampak seperti sesuatu yang kuno.
Kamera web adalah perangkat lain yang sering digunakan oleh kaum Digital Natives untuk berbagi, sementara para Digital Immigrant menggunakannya untuk pemantauan. Sebagai fenomena "berbagi", merekam dengan kamera web meliputi pemasangan satu atau lebih kamera video mungil murah yang terus-menerus menyiarkan [gambar] ke sebuah situs web. Digital Natives mungkin berbagi pandangan secara terus-menerus tentang kamar mereka, sesuatu di alam, hewan peliharaan -- yang sering kali bersifat semakin aneh akan menjadi semakin bagus. Kaum (digital) Immigrant, di sisi lain, biasanya menggunakan kamera web untuk "memantau" situasi keamanan atau situasi serupa, seperti babycam. Sebagai pratinjau masa depan Digital Native, baru-baru ini saya melihat bentuk berbagi melalui kamera web di mana seorang ayah yang berorientasi teknologi di internet memeriksa kamera web di tiap ruangan di rumahnya untuk berbagi gambar-gambar sang bayi "secara langsung/saat itu juga" dengan saya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Marc Prensky |
Alamat situs | : | http://www.marcprensky.com/writing/Prensky-The_Emerging_Online_Life_of_the_Digital_Native-03.pdf |
Judul asli artikel | : | Digital Natives are Sharing Differently |
Penulis artikel | : | Marc Prensky |
Tanggal akses | : | 16 September 2016 |
- Log in to post comments