Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Pojok Bahasa

Membangun Bangsa dengan Bahasa Indonesia

Istilah pembangunan bangsa tidak hanya berkaitan dengan pembangunan di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik, sosial, dan budaya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan. Hal pertama yang paling penting adalah kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Semakin kita jauh dari proklamasi tahun 1945, mengharuskan kita untuk senantiasa memperkaya kosakata bahasa Indonesia karena permasalahan kita semakin banyak dan kompleks sifatnya. selengkapnya... about Membangun Bangsa dengan Bahasa Indonesia

Register Wisata dan Permainan Bahasa

Sdr. Yuliantoro, pekerja pers sekaligus peminat pariwisata yang tinggal di Surakarta, menanyakan hal-hal berikut: selengkapnya... about Register Wisata dan Permainan Bahasa

Kamus Natal

Pengarang: Dr. Andar Ismail

Advent (Lat. Adventus): kedatangan, yaitu kedatangan Kristus.
Minggu-minggu Advent adalah empat hari Minggu sebelum tanggal 25 Desember. Minggu Advent pertama adalah permulaan tahun gerejawi. Mulai dirayakan oleh gereja sekitar abad ke-6. Liturgi masa Advent ditandai dengan lagu-lagu penantian kedatangan Kristus, penyalaan lilin besar berwarna ungu, satu lilin pada Minggu Advent I, dua lilin pada Minggu berikutnya, dan seterusnya; dan penggunaan warna ungu dalam dekorasi gereja. selengkapnya... about Kamus Natal

Kolom Publikasi: 
Edisi Publikasi: 

Murahnya Janji

Saya pernah menyimak iklan sebuah klinik transplantasi rambut yang terpasang di koran ini. Klinik itu menawarkan rambut kepada para orang botak dengan slogan: "Bukan janji, tapi pasti!" Di koran ini juga seorang pelanggan mengirim surat pembaca yang isinya mengeluhkan pelayanan salah satu bank nasional. Penawaran kartu kredit yang diterima penulis surat itu dianggap "hanya janji". selengkapnya... about Murahnya Janji

Ampersand (Tanda "&")

Kawan baik saya, Tony Rudyansjah, pada Juni lalu menerbitkan bukunya "Alam, Kebudayaan & Yang Ilahi". Buku itu menelusuri ihwal teori-teori sosial dan budaya dari masa klasik sampai modern. Sebagai perangkat ilmu, berbagai teori itu terus-menerus dikembangkan para ahli sehingga melahirkan turunan, pencabangan, dan pengingkaran terhadap teori induknya. selengkapnya... about Ampersand (Tanda "&")

Nasionalisasi Singkatan

Akhirnya, semak hati (bingung, -red.) [saya] menjumpai dan membaca naskah dengan judul bermuatan singkatan asing seperti "CPO", "CSR", dan "MDGs" kiriman penulis artikel untuk diterbitkan di koran. Inilah bukti bahwa dengan satu gerak globalisasi, bahasa Indonesia bertarung dengan bahasa Inggris. Bertarung bukan dalam medan bahasa, melainkan dalam modal, perbankan, perdagangan, komunikasi, komputer, perdapuran, dan lain-lain. Di situ, bahasa dipertaruhkan. selengkapnya... about Nasionalisasi Singkatan

Alangkah Kacau-Balaunya Penggunaan Bahasa Indonesia Saat Ini

"Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean Bahasa Indonesia." Kurang lebih begitulah bunyi ketiga Sumpah Pemuda 28 oktober 1928. Bunyi sumpah pemuda tersebut menyerukan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa terpenting untuk digunakan di kawasan wilayah NKRI. selengkapnya... about Alangkah Kacau-Balaunya Penggunaan Bahasa Indonesia Saat Ini

Engdonesian

Bahasa Indonesia, seperti bangsa Indonesia, sejak dari sono-nya merupakan gado-gado alias campuran atawa indo bin blasteran, binti hibrid. Dalam bahasa kita, mengalir lancar istilah Melayu, Jawa, India, China, Arab, Portugis, Belanda, Inggris, dan seterusnya. Sama sekali ini bukan cela, noda, atau bencana. Tapi juga bukan barang unik, atau berkah istimewa. Itu ciri milik semua bahasa dan bangsa mutakhir.

Edisi Publikasi: 
Kolom Publikasi: 

Pake "kes" Apa "kad"?

Lain hari lain cerita. Istri saya mau mencuci muka di salon kecantikan. Eh, salah: istri mau "facial" di "beauty" salon. Di sampingnya ada yang sedang "treatment", entah itu apa. Saya sendiri tidak ikut karena sibuk dengan buku "Islam Liberal", Zoly Qodir: "Gerakan "civil society" seakan-akan melakukan "take over" karena memang negara benar-benar tidak bisa lagi menjadi "public service"", tulisnya (hlm 16). Aduh, pusing lagi. Meski begitu, saya tidak putus asa dan lantas diberi tahu bahwa "Islam [...] harus lebih mengutamakan "reason", ketimbang "feeling" dan "fear"" (hlm 33). Wah.

Minggu esoknya kami "rental VCD" dan belanja di "shopping centre". Adapun undangan pergi ke Jawa Timur dalam rangka "refreshing". Di Blora ada "grand opening" di swalayan baru.

Kosakata bahasa Inggris

Saya benar-benar tidak berminat dan berniat menulis artikel ini sebelum pergi ke Indonesia beberapa bulan yang lalu. Saya sudah pernah menyinggung penggunaan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari di Indonesia dalam artikel-artikel lain, dan sudah tidak tertarik membahas masalah ini lagi. Hanya saja, saya cukup terkejut melihat bagaimana beberapa kosakata Inggris, dibiarkan merambat dengan liarnya di tengah-tengah kosakata Indonesia, dan menyadari bahwa penggunaan bahasa Inggris selektif ini sudah meluas secara bermakna dalam waktu singkat satu tahun terakhir.

Sekarang ada-ada saja pembaca, termasuk para "pakar" yang kebakaran jenggot: "Emangnya kenapa kalo kita-kita memakai "English"? Kan sudah mengindonesia, "right"?" Pertanyaan serupa seolah-olah dijawab oleh dirinya sendiri.

Ada beberapa hal tidak mengenakkan yang disebabkan penggunaan kosakata Inggris dalam bahasa Indonesia tersebut. Pertama, bisa terjadi kesalahpahaman yang dikarenakan logat yang kurang jelas. Hasilnya dapat dilihat di atas (kes apa kad). Kedua, terjadi penggunaan yang secara tata bahasa tidak betul, sebab tata bahasa Indonesia dan tata bahasa Inggris tidak bisa dicampur begitu saja. Perhatikan misalnya kalimat "Dia mau "rental VCD"" yang dapat ditafsirkan secara berbeda-beda. Apakah maksudnya "Dia mau menyewa VCD"? Atau "Dia mau membuka tempat penyewaan VCD"? Atau, mungkin "Dia mau menyewakan VCD-nya"? Tidak ada yang tahu sebab kata rental sudah terlepas dari arti bentuk aslinya.

Ketiga, kita tidak bisa yakin semua orang dari semua lapisan masyarakat dapat mengerti kosakata Inggris yang kita sendiri sudah hafal. Dengan demikian, kita tidak bisa yakin pelayan-pelayan di warung Padang yang biasa kita singgahi mengerti kalau kita mau "order" untuk "take away". Keempat, dengan pemakaian beberapa kosakata Inggris terpilih, bisa dikatakan bahasa Indonesia telah dicemari dan dijajah oleh bahasa lain. Sejujurnya, ini sama sekali tidak perlu, sebab bahasa Indonesia sendiri mengenal kosakata lain yang bisa dipakai. Mengapa tidak bisa pakai yang berikut ini: tunai, kartu, minuman selamat datang, pemandangan sungai, pelunasan penginapan, kartu identitas, masyarakat madani, pengambilalihan, pelayanan rakyat, akal, perasaan, ketakutan, pusat perbelanjaan, dan seterusnya?

Bahasa Indonesia sendiri mengenal kosakata lain yang bisa dipakai.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Mengapa beberapa kosakata Inggris begitu digemari di Nusantara ini? Saya tidak tahu dengan pasti. Tapi sepertinya ada hubungannya dengan citra diri sebagian masyarakat, yang ingin menampilkan diri sebagai insan terdidik serta serba "modern". Ironisnya, justru pendidikanlah yang diharapkan bisa mengubah perkembangan muram ini.

Diambil dari:
Judul buku : 111 Kolom Bahasa Kompas
Judul artikel : Pake Kes apa Kad?
Penulis : Andre Moller
Penerbit : Penerbit Buku Kompas, Jakarta 2006
Halaman : 166-168

selengkapnya... about Pake "kes" Apa "kad"?

AC, VCD, DVD, TV, UII, UGM, HP

Tidak diragukan lagi bahwa singkatan-singkatan seperti AC, VCD, DVD, dan TV sudah menjadi bagian integral dari bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa nusantara lain. Setiap hari, singkatan tersebut kita temui di berbagai konteks atau malah kita gunakan sendiri. Tentu ini sah-sah saja. Orang yang kreatif sekaligus menolak pengaruh bahasa Inggris yang terlalu dahsyat dalam bahasa Indonesia, pasti dapat mengajukan alternatif lain yang lebih menusantara. selengkapnya... about AC, VCD, DVD, TV, UII, UGM, HP

Pages

Komentar

Subscribe to Pojok Bahasa