2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti `tetapi`
atau `melainkan`.
Misalnya:
3. a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya.
Misalnya:
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Misalnya:
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
`oleh karena itu`, `jadi`, `lagi pula`, `meskipun begitu`, `akan
tetapi`.
Misalnya:
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
7. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian
alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Misalnya:
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Misalnya:
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
Misalnya:
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
13. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca, di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Bandingkan dengan:
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
Bahan dikutip dari sumber:
Judul Buku : Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan
Penerbit : CV Yrama Widya, Bandung, 2003
Halaman : 43 - 46