Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Yang Berbahagia, Waktu, dan Tempat Dipersilakan

Hampir setiap akhir pekan penulis menyimak acara di sebuah saluran televisi swasta. Dengan penuh rasa percaya diri, seorang pembawa acara tampil seraya mengucapkan kalimat: "Hadirin di studio dan segenap pemirsa di rumah, pada malam yang berbahagia ini kita akan menyaksikan penampilan ...." Pada acara lain, penulis menemukan kalimat serupa, yakni: "Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menemani pemirsa di rumah 1/2 jam ke depan ...." Sekilas, frasa "malam yang berbahagia" dan "kesempatan yang berbahagia" pada kedua kalimat di atas terkesan baik-baik saja alias tak bermasalah. Namun, jika sedikit jeli, kita akan menemukan ketidaklogisan dari kedua frasa tersebut.

Ketidaklogisan yang dimaksud akan tampak nyata apabila kita sandingkan dengan (struktur) kalimat bahasa asing. Simaklah beberapa contoh kalimat bahasa Inggris berikut:

 

  1. The program was boring. She (Anita) got bored then. (Acara itu membosankan. Anita pun merasa bosan).
  2.  

     

  3. The work was so tiring. He (Tono) felt tired soon. (Pekerjaan itu sangat melelahkan. Tono merasa cepat lelah.)
  4.  

     

  5. The service was satisfying. We were all satisfied. (Pelayanannya memuaskan. Kita semua merasa puas.)

 

Pasangan kata boring-bored, tiring-tired, dan satisfying-satisfied dalam kalimat di atas adalah adjektiva (kata sifat). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adjektiva adalah kata yang menjelaskan nomina atau prominal.

Kata boring, tiring, dan satisfying adalah adjektiva yang menerangkan (nomina) program, work, dan service. Di sisi lain, bored, tired, dan satisfied juga merupakan bentuk adjektiva -- masing-masing menerangkan (pronominal) She (Anita), He (Tono), dan We.

Dari penjelasan ini, maka kedua frasa bermasalah di atas perlu direvisi agar taat asas atau sesuai kaidah yang berlaku. Kedua frasa tersebut seharusnya berbunyi: (1) "malam yang membahagiakan" dan (2) "kesempatan yang membahagiakan".

Ingat! Kata malam dan kesempatan adalah nomina bukan pronomina. Lantas bagaimana dengan kata bahagia?

Setidaknya ada dua makna kata berbahagia, yakni (1) dalam keadaan bahagia; (2) menikmati kebahagiaan. Dalam hal ini, keduanya adalah verba, sehingga yang (semestinya) berbahagia adalah pronominal, bukan nomina. Alhasil, yang dapat merasakan "kebahagiaan" adalah makhluk bernyawa, seperti Anda, saya, atau kita.

Contoh kekeliruan lain yang sering kita dengar dari seorang pembawa acara (Master of Ceremony; MC) dalam berbagai kesempatan adalah, "Kepada Bapak Drs. Anu selaku pembicara, waktu dan tempat kami persilakan ...."

Kekeliruan itu sering terjadi karena adanya tambahan kata "waktu" dan "tempat" yang disejajarkan dengan Bapak Drs. Anu. Logikanya, yang dipersilakan hanyalah orang (persona), bukan keterangan (adverbia) ataupun benda mati (nomina) seperti "waktu", "tempat", dan sebagainya.

Adapun kalimat yang benar cukuplah, "Kepada Bapak Drs. Anu selaku pembicara, kami persilakan ...." Bandingkan dengan contoh, "Kepada Drs. Anu, Dra. Ani, dan Dr. Andi selaku pembicara, kami persilakan ...."

Kalau mau lebih ringkas, kedua klausa di atas masih dapat dipersingkat menjadi: (1) "Kepada Bapak pembicara, dipersilakan". dan (2) "Kepada ketiga pembicara, dipersilakan". Ungkapan "dipersilakan" juga dapat kita ubah menjadi "dengan hormat kami persilakan", misalnya.

Alhasil, berbahasa boleh dibilang gampang-gampang susah. Tetapi, jika kita mau mencermatinya dengan logika, hal demikian tidaklah sulit. Ternyata, berbahasa lisan pun butuh kecermatan dan kejelian, bukan?

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama majalah : Intisari edisi Mei 2007 No. 526
Penulis : Akhmad Saefudin, S.S., M.E
Halaman : 84 -- 85

Komentar