Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Tips dan Trik Menulis

Panggilan Kudus Menulis: Apakah Anda Dipanggil untuk Menulis?

Bagaimana Anda tahu jika Anda benar-benar telah dipanggil oleh Allah untuk menulis? Izinkan saya menyodorkan tiga tanda yang menandai kehidupan dari seseorang yang memiliki panggilan ini:

1. Orang yang memiliki pengetahuan telah menegaskan karunia dan kemampuan kita. selengkapnya... about Panggilan Kudus Menulis: Apakah Anda Dipanggil untuk Menulis?

Strategi Menulis Naskah Drama Singkat

1. Baca dan tontonlah drama satu babak.

Pertama-tama, bagi siapa saja yang ingin memperoleh keahlian baru, carilah contoh-contoh untuk ditiru. Tersedia banyak kumpulan drama satu babak, yang memungkinkan Anda membaca karya-karya baik dari penulis drama yang sudah terkenal maupun yang masih baru. Pelajarilah konstruksi naskah-naskah tersebut. Apa yang terjadi? Kapan? Berapa banyak latar dan karakter yang diperlukan? Berapakah jangka waktu cerita drama itu? Satu hari? Satu tahun? Selain itu, drama memunyai isi dan bentuk yang beragam. Itulah alasannya Anda perlu membaca, dan jika perlu menonton drama-drama satu babak: Anda bisa mengetahui bermacam-macam cara mengalirkan cerita Anda.

Menulis naskah

Drama satu babak biasanya berbeda dengan drama panjang. Drama satu babak memunyai karakter yang lebih sedikit dan mungkin latar yang lebih sederhana. Biasanya, drama satu babak hanya berfokus pada karakter utama dan satu kejadian atau satu tujuan. Sementara waktu untuk subalur (subplot) dan adegan yang tidak melibatkan karakter utama, kisahnya hanya sedikit. Inilah yang harus Anda perhatikan saat membaca drama satu babak, dan sesuatu yang perlu diingat saat Anda masuk ke dalam proses menulis.

2. Tentukan karakter utama.

Pertanyaan utama yang perlu ditanyakan penulis saat duduk dan menuturkan ceritanya adalah "Siapakah karakter utama Anda?" Sebuah cerita, bahkan drama dengan ansambel yang cukup besar, memerlukan satu titik fokus yang utama. Dalam drama pendek, drama satu babak, Anda hanya memerlukan sedikit karakter, mungkin 4 atau 5 orang. Penentuan tokoh utama tidaklah sulit. Bertanyalah, "Cerita siapakah ini? Sudut pandang siapakah yang kita pakai?" Dialah karakter utama Anda.

3. Berikanlah karakter Anda sebuah tujuan.

Setelah menentukan karakter utama, carilah tujuannya. Seorang karakter, dalam karya apa pun, perlu memunyai satu sasaran yang diperjuangkannya sepanjang cerita. Contohnya, Hamlet mau melakukan kebaikan untuk ayahnya. Dorothy ingin pulang ke Kansas. Untuk menulis drama, Anda perlu menentukan tujuan karakter utama Anda. Untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dia perlu melakukan hal-hal lainnya, tetapi "keinginan" utama yang mendominasinya haruslah sama. Artinya, drama Anda berisi tentang apa yang karakter Anda inginkan.

4. Pikirkanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapi karakter Anda.

Banyak orang mengatakan bahwa jantung dari sebuah tulisan yang dramatis adalah konflik. Setelah menentukan karakter utama, tentukanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapinya, dan bagaimana dia mengatasinya (jika dia berhasil mengatasinya). Ingatlah, setiap tantangan harus selalu lebih sulit daripada sebelumnya. Contohnya, Anda ingin melihat tokoh utama Anda membunuh musuhnya yang licik, kemudian tokoh utama Anda kebingungan mencari jalan ke sebuah rumah. Anda ingin tokoh utama Anda menemukan jalannya -- sebuah rintangan yang berhasil diatasi dan kemudian membunuh musuhnya (mungkin ini adalah peristiwa klimaks dalam cerita, tergantung dari tujuan karakter Anda).

5. Kembangkan karakter-karakternya.

Saat menciptakan rintangan-rintangan dalam cerita, Anda akan mengembangkan karakter-karakter Anda, baik karakter utamanya maupun karakter-karakter pendukungnya. Pikirkanlah apa yang diinginkan oleh para karakter pendukung -- mereka juga perlu memiliki tujuan. Pikirkanlah bagaimana karakter-karakter itu dapat saling menjadi rintangan bagi satu sama lain. Pikirkan juga tentang bagaimana karakter dalam drama-drama favorit Anda, tersingkap saat mereka mengatasi konflik, bagaimana mereka berinteraksi dengan tokoh lain, dan bagaimana tokoh lain menggambarkan mereka. Gunakan teknik-teknik yang sama untuk mengolah karakter-karakter dalam drama Anda.

6. Kembangkan latarnya.

Saat mengembangkan cerita dan karakter dari naskah Anda, pikirkanlah juga latarnya. Biasanya, drama satu babak memunyai latar yang sederhana, sehingga penonton perlu menggunakan imajinasi mereka. Ada pula drama satu babak yang memunyai latar yang rumit. Akan tetapi, ingatlah jika Anda adalah seorang penulis naskah pemula yang mencoba membuat karya Anda diproduksi, latar yang rumit biasanya bisa memberatkan Anda sendiri -- tetapi tentunya, berikanlah yang terbaik untuk drama Anda. Latar itu penting. "The Wizard of Oz" membutuhkan "Oz". Anda juga bisa membuat latar kafe atau ruang tamu yang tidak memunyai efek apa pun untuk karakter Anda. Perhatikanlah latar dari naskah-naskah kesukaan Anda -- bagaimana latar bisa berhasil dengan karya Anda, seberapa penting latar itu, dan bagaimana penulis drama menggambarkannya.

7. Buatlah garis besar adegan-adegan Anda.

Sebuah adegan adalah unit dasar dalam sebuah drama. Adegan dapat digambarkan sebagai potongan drama yang terjadi pada satu waktu dan satu tempat. Jika Anda membaca beberapa drama, Anda bisa menganalisis bagaimana penulis naskah memecahkan satu babak menjadi beberapa adegan. Ada babak yang terdiri dari satu adegan, sementara itu ada juga babak yang memunyai banyak adegan, bahkan dalam drama satu babak sekalipun. Kuncinya adalah setiap adegan menggerakkan cerita atau menyingkapkan karakter-karakternya. Dengan kata lain, setiap adegan perlu menyertakan konflik, bukan sekadar karakter-karakter yang sedang membicarakan konflik. Selain itu, setiap konflik perlu melibatkan pemain utama yang sedang mengejar tujuannya. (Dalam drama yang memunyai banyak babak, Anda bisa memunyai adegan-adegan yang tidak menghadirkan karakter utamanya. Akan tetapi, Anda tidak mau menghabiskan waktu untuk adegan-adegan seperti itu dalam drama satu babak.)

Tugas Anda adalah mengubah daftar rintangan yang dihadapi karakter utama Anda menjadi adegan. Contohnya, "Penyihir yang Jahat" menjadi "Dorothy melawan Penyihir yang Jahat dan mengambil sapunya." Beberapa orang lebih senang menulis adegan-adegan itu secara langsung, daripada membuat garis besarnya terlebih dahulu. Kita melakukannya, meskipun menulis semua adegan, jauh lebih sulit daripada mengatur beberapa garis besarnya dahulu.

8. Tulis dan tulis ulang.

Saat Anda mengetahui ke mana arah karakter utama Anda, inilah waktunya untuk benar-benar menulis drama. Tidak ada cara lain untuk melakukannya. Jika Anda pernah menulis sebelumnya, Anda pasti tahu bahwa tulisan yang baik dihasilkan dari beberapa draf. Jika Anda belum pernah menulis sebelumnya -- tulisan yang baik dihasilkan dari beberapa draf. Jadi, saat menulis ingatlah bahwa tulisan Anda tidak akan sempurna awalnya. Itu sudah biasa. Teruskanlah!

Selain itu, pikirkanlah bahwa penulisan kreatif dalam bentuk apa pun, adalah keterampilan yang perlu diasah dan dipoles melalui pengalaman. Ikutilah kursus menulis drama, jika Anda tidak memunyai latar belakang menulis. Jika Anda memunyai latar belakang penulisan, Anda tahu bahwa menganalisis drama sudah cukup untuk "menguasainya".

Para penulis terkadang kembali ke hal-hal dasar untuk melihat apakah mereka mengenai sasaran mereka: Apakah sudah ada karakter utama mengejar sebuah tujuan? Apakah rintangan dan karakter-karakternya menarik? Apakah dialognya terdengar alami? Penonton barangkali melihat bagian lebih rumit dari drama itu juga: Apakah temanya tersampaikan? Apakah ada metafora yang bagus?

Biasanya, kita kesulitan menilai secara objektif apa yang perlu dikembangkan. Anda perlu mengerjakan bagian besarnya sendiri, tetapi jangan bekerja dalam ruang hampa. Carilah guru, sesama penulis, konsultan bayaran, atau asosiasi yang terpercaya, dan mintalah mereka memberikan pendapat tentang perubahan yang bisa dibuat.

9. Carilah berbagai kesempatan untuk mengirimkan naskah Anda.

Banyak kontes menulis naskah yang mencari drama satu babak. Banyak juga perusahaan-perusahaan teater yang dengan senang hati menerima pengiriman drama satu babak. Lain ceritanya jika kesempatan-kesempatan ini menawarkan uang. Akan tetapi, jika Anda menulis karena Anda mencintainya (dan memunyai pekerjaan sehari-hari yang ringan), rasa gembira dan bahagia saat melihat karya Anda diproduksi sudah cukup menjadi bayarannya. Beberapa situs memunyai daftar kontes menulis naskah teater dan pedoman pengiriman naskah teater.

Penulisan kreatif dalam bentuk apa pun, adalah keterampilan yang perlu diasah dan dipoles melalui pengalaman.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Penutup

Menulis drama sepanjang apa pun selalu menantang, tidak terkecuali menulis drama satu babak yang perlu mencakup semua elemen drama yang panjang dalam waktu yang terbatas, tetapi tetap memiliki nuansa, kedalaman yang bisa memberikan penonton sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Strategi-strategi penulisan ini bisa menolong Anda. Jika Anda mengikuti contoh dan kiat-kiat yang bagus, meluangkan waktu untuk prapenulisan, dan mencurahkan diri Anda untuk menyunting naskah seperlunya, hal ini dapat membantu Anda untuk memberikan yang terbaik dan naskah terbaik di atas panggung. (t/Uly)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs : How to Do Things
Alamat URL : http://www.howtodothings.com/hobbies/a4248-how-to-write-a-one-act-play.html
Judul asli artikel : Writing a One Act Play: Writing Strategies
Penulis artikel : B. Danesco
Tanggal akses : 15 Februari 2011

selengkapnya... about Strategi Menulis Naskah Drama Singkat

Tiga Cara Penyampaian Pesan Moral Dalam Karya Fiksi

Ditulis oleh: Yosua S. Yudo

Hal utama yang harus diingat ketika menulis karya fiksi adalah mengapa orang ingin membaca karya kita? Orang yang membaca karya fiksi tentu saja sedang mencari hiburan. Bayangkan betapa kecewanya Anda ketika sedang mencari hiburan lewat membaca cerpen, tetapi yang Anda temui justru sebuah "catatan khotbah", lengkap dengan ayat-ayat dari Kitab Suci. Hal itu bukan hanya menggelikan, tetapi juga membuat nilai-nilai yang baik itu seolah menjadi hambar dan klise.

Menyajikan hiburan bukan berarti tidak bisa memberikan nasihat atau pesan moral kepada pembacanya. Di bawah ini, saya akan menunjukkan tiga cara yang dipakai oleh Bapak Literatur Fantasi dunia, J.R.R. Tolkien, untuk membawa pembacanya mempelajari nilai-nilai moral sekaligus menikmati karyanya. selengkapnya... about Tiga Cara Penyampaian Pesan Moral Dalam Karya Fiksi

Sepuluh Hal Seputar Adaptasi Tulisan

Dalam tulisan "Sepuluh Hal Seputar Adaptasi Tulisan", ada istilah "adaptasi" dan "menjiplak". Dua istilah itu sangat berbeda secara makna dan praktisnya. Namun, kadang kita sedikit terperangkap dengan "kehalalan" mengadaptasi tulisan orang. Nah, bagaimana mengatasinya? Yuk, kita renungkan saran dari Mba Ari Kinoysan Wulandari berikut! selengkapnya... about Sepuluh Hal Seputar Adaptasi Tulisan

Prinsip Penafsiran Sastra Apokaliptik

Sama seperti menafsir kitab lain, menafsir kitab Wahyu juga menuntut langkah-langkah penafsiran umum. Langkah-langkah ini pada dasarnya dapat diringkas sebagai berikut:

Sastra-sastra apokaliptik selengkapnya... about Prinsip Penafsiran Sastra Apokaliptik

Cara Membuat Ringkasan

Diringkas Oleh: Puji Arya Yanti

Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur. selengkapnya... about Cara Membuat Ringkasan

Edisi Publikasi: 
Kolom Publikasi: 

Langkah-Langkah Penelitian Sebelum Menulis

Disadur oleh: Yosua Setyo Yudo

Mengadakan penelitian sebelum menulis karya tulis fiksi maupun nonfiksi seharusnya sudah menjadi kewajiban bagi seorang penulis fiksi, apalagi penulis nonfiksi karena dengan melakukan penelitian, seorang penulis dapat mengetahui dengan lebih dalam tentang seluk beluk subjek yang hendak ia bahas dalam tulisannya. Namun demikian, masih banyak penulis yang enggan meneliti subjek yang hendak dibahasnya, entah karena merasa sudah mengenal betul subjek tersebut atau karena malas untuk mencari tahu lebih dalam lagi. Padahal, penelitian yang sederhana sekalipun akan memberi masukan kepada si penulis, sehingga akan mengangkat kualitas tulisannya. selengkapnya... about Langkah-Langkah Penelitian Sebelum Menulis

Bagaimana Menulis Flash Fiction?

Ruang yang terbatas untuk bercerita bagi flash fiction menuntut penulis untuk tetap mampu menciptakan alur cerita yang mengalir dan saling terkait dari awal hingga akhir. Beberapa tip sederhana untuk dapat menulis flash fiction lebih mudah, sebagai berikut:

Mengawali Proses: Ibarat Jepretan Foto selengkapnya... about Bagaimana Menulis Flash Fiction?

Pages

Komentar

Subscribe to Tips dan Trik Menulis