Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
5 Manfaat Spiritual dari Menulis Jurnal (Alat Latihan Lintas Spiritual dari Allah)
Para atlet memahami bahwa peralatan berkualitas membantu mereka tampil pada puncaknya. Pemain bisbol menyukai sarung tangan yang nyaman di tangan. Pemain bola basket lebih menyukai bola kulit. Pemain tenis menginginkan raket yang seimbang. Meski peralatan dapat bervariasi dari satu olahraga ke olahraga yang lain, setiap atlet membutuhkan sepatu yang bagus. Karena banyak orang menyukai beberapa olahraga, produsen sepatu menciptakan gaya sepatu yang disebut 'lintas bidang' untuk digunakan dalam berbagai jenis olahraga. Menulis jurnal, yaitu menuliskan pengalaman kita bersama Allah, dapat memiliki tujuan spiritual yang sama.
Richard Peace menggambarkan jurnal sebagai alat latihan lintas spiritual yang membantu sebagai suatu "dukungan untuk disiplin spiritual lainnya" (Spiritual Journaling: Recording Your Journey Toward God). Jurnal menjadi alat ampuh yang dapat digunakan Roh Kudus untuk mengembangkan keserupaan dengan Kristus ketika kita menjalankan disiplin rohani, seperti berdoa, membaca Alkitab, dan berpuasa.
Meski Alkitab tidak memerintahkan kita untuk menulis jurnal, beberapa penulisnya mencontohkan praktik ini. Banyak mazmur dalam kitab Mazmur mewakili penulisan jurnal Daud saat dia bergumul dengan masalah rohani yang mendalam. Ayub bergumul dengan pertanyaan tentang kejahatan dalam jurnalnya, yaitu kitab yang menyandang namanya. Jurnal Yeremia, yaitu kitab Ratapan, mencatat penderitaannya atas kejatuhan Yerusalem. Dan, Salomo menulis pencariannya akan kebahagiaan dalam jurnalnya, kitab Pengkhotbah.
Kesederhanaan dan potensi mendalam dari penulisan jurnal untuk menciptakan perubahan rohani tidak disadari oleh banyak orang Kristen. Jika membuat jurnal adalah hal baru bagi Anda, atau jika Anda sudah mencobanya dan menjadi berputus asa, pertimbangkan manfaat praktis ini.
1. Menulis jurnal melunakkan hati kita.
Setiap petani tahu bahwa dia harus mengolah tanah untuk melunakkannya sebelum menanam benih. Dengan cara yang sama, kita sering membutuhkan hati kita dilunakkan. Hosea berkata, "Bukalah tanah barumu, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan ..." (Hosea 10:12, AYT). Ketika dilunakkan, hati kita lebih siap menanggapi bisikan Roh.
2. Jurnal menyaring kebenaran dari kesalahan.
Sebagai seorang anak, saya ingat membantu ibu saya membuat kue. Dia mengizinkan saya menyaring tepung melalui ayakannya yang menyerupai kaleng aluminium. Saat saya memutar tuasnya, ayakan tersebut akan menyingkirkan gumpalan dari tepung. Seperti halnya gumpalan-gumpalan yang diselingi tepung, terkadang kita secara tidak sengaja mencampuradukkan "gumpalan" kebohongan dalam pembicaraan kita dengan diri sendiri, seperti, "Saya orang yang busuk", "Tuhan marah kepada saya", atau "Saya tidak berharga". Ketika kita menulis jurnal dan meletakkan pemikiran ini di atas kertas, lebih mudah untuk memilah kebenaran dari kesalahan. Kemudian, kita dapat melawan hal-hal itu dengan Kebenaran Allah dan mengalami pandangan hidup yang lebih alkitabiah.
3. Menulis jurnal memperlambat langkah kita.
Pengalaman berkendara pertama saya pada usia 9 tahun ketika mengemudikan kendaraan Model T di Six Flags (semacam permainan mobil-mobilan di taman hiburan - Red.) mengecewakan saya. Berharap dapat mengebut ketika menginjak pedal gas, saya hampir tidak mencapai kecepatan 5 mph. Ayah saya kemudian menjelaskan bahwa perangkat yang disebut governor (perangkat yang secara otomatis mempertahankan kecepatan putar mesin - Red.) membuat mesin tidak bekerja pada kapasitas penuh. Banyak orang Kristen menjalankan hidup mereka dalam kapasitas penuh dengan menggunakan "pedal gas" kehidupan yang ditekan secara maksimal. Menulis jurnal bertindak seperti sebuah governor untuk memperlambat hiruk pikuk kecepatan hidup kita dan memaksa kita untuk mendengarkan suara Roh.
4. Menulis jurnal membangun iman.
Sedikit dari kita akan mengingat apa yang telah Allah ajarkan kepada kita minggu lalu, apalagi tahun lalu, kecuali jika kita menuliskannya. Menulis jurnal membangun iman kita saat kita mencatat tindakan kesetiaan Allah. Kemudian, kita dapat merujuk kembali kepada catatan itu untuk mengingatkan kita akan kesetiaan-Nya yang tetap. Mazmur 77:11 (AYT) menyatakan, "Aku akan mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN. Ya, aku akan mengingat keajaiban-keajaiban-Mu pada zaman dahulu."
5. Menulis jurnal melepaskan rasa sakit.
Saya masih ingat desisan staccato (katup pada tutup - Red.) dari panci presto ibu saya ketika dia memasak kacang hijau segar. Setelah dia mengunci bagian atas utama ke tempatnya, dia meletakkan tutup logam kecil di atas katup pelepas tekanan. Ini memungkinkan tekanan untuk perlahan-lahan dilepaskan. Tekanan emosional yang sama dapat menumpuk dalam diri kita sampai-sampai kita ingin meledak kepada orang lain. Jurnal menyediakan katup pelepas tekanan spiritual untuk rasa sakit kita yang mencegah ledakan itu. Daud mendorong hal ini ketika dia menulis "... curahkan isi hatimu di hadapan-Nya" (Mazmur 62:8, AYT).
Menulis jurnal, alat latihan lintas spiritual dari Allah, menawarkan banyak manfaat spiritual. Jika Anda ingin mencobanya, simak enam panduan praktis ini.
- Milikilah buku catatan.
- Tetapkan waktu yang konsisten di tempat yang tenang.
- Buatlah komitmen untuk mematuhinya.
- Berilah tanggal setiap kali Anda menulis jurnal.
- Tulislah dari perasaan, bukan dari fakta. Jangan hanya merekam apa yang terjadi dalam hidup Anda. Tuliskan bagaimana pengalaman Anda memengaruhi hati dan emosi Anda.
- Tinjau tulisan Anda secara berkala untuk menemukan kejadian spiritual yang istimewa dalam hidup Anda.
Bagaimana menulis jurnal telah membantu perjalanan Anda bersama Kristus? (t/N. Risanti)
Audio 5 Manfaat Spiritual dari Menulis Jurnal
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Charles Stone |
Alamat situs | : | https://charlesstone.com/5-spiritual-benefits-journaling-gods-spiritual-cross-trainer |
Judul asli artikel | : | 5 Spiritual Benefits from Journaling (God's Spiritual Cross-trainer) |
Penulis artikel | : | Charles Stone |