Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU
Bahasa Indonesia di Dunia Siber: Komunikasi Berperantarakan Komputer-Internet
Dirangkum oleh: Berlin B.
Kemajuan dunia siber (cyber), yang ditandai oleh perkembangan pesat dunia internet, benar-benar telah menjadi salah satu ciri tatanan baru teknologi informasi. Teknologi gabungan internet-komputer-World Wide Web ini telah membentuk suatu generasi baru yang lebih dahsyat dibandingkan dengan revolusi yang dipicu oleh temuan radio, percetakan, mobil, dan televisi.
Perkembangan internet di Indonesia pun menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah pengguna internet dan jumlah domain yang ada di Indonesia. Pertumbuhan ini tentu berimbas pada penggunaan dan perkembangan Bahasa Indonesia di internet. Hal yang menarik dari fenomena itu adalah bagaimana pengaruh bahasa lain, terutama Bahasa Inggris, di internet terhadap Bahasa Indonesia. Komunikasi berperantarakan komputer-internet (KBKI) di dunia siber itu dapat dikatakan sebagai genre baru dalam berkomunikasi.
Seperti bahasa alami lainnya, Bahasa Indonesia juga mengalami berbagai "penyesuaian" atau evolusi dalam KBKI. Pengguna internet berbahasa Indonesia sebagian besar memahami Bahasa Inggris, dan banyak yang menjadi anggota dari berbagai mailing list (milis diskusi lewat pos elektronik) berbahasa Inggris. Kebiasaan yang digunakan di dalam diskusi di milis berbahasa Inggris diterapkan juga di dalam diskusi milis berbahasa Indonesia, seperti penggunaan singkatan berbahasa Inggris, seperti BRB = "be right back", BTW = "by the way", FYI = "for your information", TIA = "thanks in advance", dan OOT = "out of topic". Ini sering kali membuat bingung peselancar baru di dunia siber atau yang tidak memahami Bahasa Inggris.
Selain penggunaan istilah-istilah berbahasa Inggris, penggunaan tanda baca yang berlebihan dan kata Bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah yang mengekspresikan suatu nuansa tertentu juga menjadi hal yang paling umum dijumpai di dalam percakapan di dunia siber. Misalnya, "Wooow....!!!"; "Cieelee"; "Weleh2"; dan "Lho?". Tata bahasa yang benar pun tidak lagi menjadi hal yang diperhatikan di dalam situasi diskusi semacam ini.
Pertanyaannya adalah "Apakah pemakaian Bahasa Indonesia yang tidak mengikuti aturan tata bahasa dan bercampur dengan segala gaya itu dapat memengaruhi pemakaian dan perkembangan Bahasa Indonesia? Apa makna dan manfaatnya bagi perkembangan Bahasa Indonesia?"
Fenomena dalam KBKI ini tidak hanya terjadi dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga terjadi pada bahasa lain di dunia. Para ahli bahasa berpendapat bahwa hal ini dapat merusak bahasa yang bersangkutan, apabila nantinya pemakai terbiasa menggunakan bahasa tersebut dan menerapkannya pada bahasa lisan atau tulisan formal. Namun, beberapa pengamat bahasa menganggap bahwa hal itu merupakan suatu evolusi atau bahkan revolusi bahasa, yang terjadi di dalam media baru yang berbeda dari bahasa ucapan dan bahasa tulisan.
Komunikasi di dunia siber menggabungkan fitur yang ada dari media tulisan dan percakapan yang bersemuka, tetapi menjadi campuran yang lebih sederhana dari keduanya. Beberapa analisis sering meninjau apakah KBKI lebih seperti bahasa ucapan atau seperti bahasa tulisan. Dalam tinjauan yang menyeluruh, David Crystal (2001) memperlihatkan bahwa percakapan di internet (dalam pos elektronik, chatting, dan MUD) lebih menyerupai bahasa tulisan daripada ucapan, dan menyebutnya sebagai "netspeak" yang merupakan variasi bahasa baru.
Komunikasi di dunia siber merupakan bentuk komunikasi dialogis, materi yang ditayangkan ke dalam Waring Wera Wanua (World Wide Web) dapat dilihat oleh pengguna internet lainnya dan dimungkinkan juga untuk memberikan tanggapan. Saat ini, terdapat berbagai teknologi yang memungkinkan untuk mengundang interaksi pengguna (misalnya, konversi mata uang, kamus daring [online], program terjemahan, dan balikan pengguna).
Keberadaan laman (homepage) dan penambahan jumlah domain berbahasa Indonesia yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dapat menjadi korpus bagi ahli bahasa. Korpus dari dunia siber media daring (dalam jaringan) dapat diperoleh secara mudah melalui bantuan perangkat lunak penjelajah terputus (offline browser) yang dapat digunakan untuk mengambil semua berita yang ada di dalam suatu situs.
Korpus yang dihasilkan juga cukup representatif karena kata dan kalimat yang digunakan di dalamnya merupakan bahasa yang memang dipakai saat itu. Perubahan berita yang terus-menerus setiap hari menjamin ketersediaan korpus yang aktual sehingga sifat kedinamisan bahasa dapat dipantau setiap saat. Untuk meneliti korpus yang dihasilkan, diperlukan perangkat lunak khusus, seperti KWIC (Key Word in Context) sehingga diperoleh hasil penelitian yang maksimal.
Selain itu, khusus untuk pembelajaran bahasa, kini telah berkembang berbagai variasi dari sistem pembelajaran bahasa dengan bantuan komputer (Computer-Assisted Language Learning -- CALL) di dunia siber. Dengan bantuan sistem CALL, pembelajaran bahasa dapat lebih terfokus dan pengajaran tata bahasa lebih implisit, yang memungkinkan murid untuk lebih berani membangkitkan ucapan bahasa target dan interaktif, serta dapat menciptakan lingkungan lebih alami untuk suatu bahasa tertentu melalui bantuan sistem multimedia komputer.
Dirangkum dari: | ||
Nama situs | : | badanbahasa.kemdikbud.go.id |
Alamat URL | : | http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/bahasa-indonesia-di-dunia-siber-komunikasi-berperantarakan-komputer-internet |
Penulis | : | Ganjar Harimansyah |
Tanggal akses | : | 1 Mei 2013 |