Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Charles Wesley, Penulis Himne Terhebat Sepanjang Masa

Oh, Seribu Lidah Memuji/Pujian bagi Penebus/Kemuliaan Tuhan dan Rajaku/Kemenangan anugerah-Nya!

Kabarnya, dia menciptakan kira-kira 10 baris kata-kata yang puitis dalam sehari selama 50 tahun. Dia menulis 8.989 himne, sepuluh kali lebih banyak daripada jumlah yang diciptakan oleh satu-satunya kandidat penulis himne terbesar lainnya di dunia, Isacc Watts. Dia mengarang beberapa himne gereja yang paling mengesankan dan abadi di dunia, [bahkan beberapa himnenya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia - Red.] seperti:

Gambar: Charles Wesley

"Hark! The Herald Angels Sing"
"And Can It Be"
"O for a Thousand Tongues to Sing"
"Love Divine, All Loves Excelling"
"Jesus, Lover of My Soul"
"Christ the Lord Is Risen Today"
"Soldiers of Christ, Arise"
"Rejoice! the Lord Is King!"

Akan tetapi, tokoh ini sering kali disebut "Wesley yang terlupakan".

Saudaranya, John, diakui sebagai organisatoris genius dibalik munculnya gerakan Metodis. Akan tetapi, tanpa himne Charles, gerakan Metodis mungkin tidak akan tersebar luas. Seperti yang dikatakan oleh seorang sejarawan, "Para pengikut Metodis mula-mula diajar dan dibimbing melalui himne-himne Charles, seperti khotbah dan pamflet John Wesley."

Mahasiswa Ilmu Bahasa

Charles Wesley adalah anak kedelapan belas dari sembilan belas bersaudara, dari pasangan Samuel dan Susannah Wesley (hanya sepuluh yang hidup sampai dewasa). Dia lahir prematur pada Desember 1707 dan terlihat sudah mati. Dia terbaring diam, dibungkus dengan selimut selama berminggu-minggu.

Saat dewasa, setiap hari selama 6 jam, Charles dan saudara-saudaranya diajari secara Metodis oleh ibunya, Susannah, yang memahami bahasa Yunani, Latin, dan Perancis. Kemudian, Charles menghabiskan waktu 13 tahun di Westminster School. Di sana, satu-satunya bahasa yang boleh digunakan adalah bahasa Latin. Dia menambah masa studinya selama 9 tahun di Oxford, tempat dia memperoleh gelar magisternya. Kabarnya, dia bisa menarasikan karya penyair Latin, Virgil, dalam waktu setengah jam.

Setelah lulus dari Universitas Oxford, Charles membentuk "Holy Club" untuk mendobrak kerohanian yang suam-suam kuku di sekolah itu. Bersama dengan dua atau tiga orang lainnya, dia mengadakan komuni setiap minggu dan mempelajari aturan studi rohani yang ketat. Karena cara hidup kelompok tersebut yang religius -- mengadakan renungan pagi, pendalaman Alkitab, dan pelayanan di penjara, maka anggota-anggotanya disebut orang-orang "Metodis".

Pada tahun 1735, Charles bergabung dengan John untuk menjadi utusan Injil di daerah koloni Georgia -- John sebagai pendeta perintis dan Charles sebagai sekretaris Gubenur Oglethrope. Pada saat ini, keduanya telah ditahbiskan menjadi pendeta. Meskipun ditembaki, difitnah, terjangkit penyakit, bahkan dijauhi oleh Oglethorpe, Charles mampu membahanakan sentimen John saat mereka kembali ke Inggris dengan kekesalan pada tahun berikutnya. Charles Wesley bergumul, "Saya pergi ke Amerika untuk membuat orang-orang Indian bertobat, tetapi, oh, siapa yang akan menobatkan saya?"

Setelah kembali ke Inggris, Charles mengajarkan bahasa Inggris kepada Moravian Peter Bohler, yang mendesak Charles untuk melihat keadaan jiwanya secara lebih mendalam. Pada Mei 1738, saat sedang sakit, Charles mulai membaca buku karya Martin Luther tentang kitab Galatia. Dia menulis dalam buku hariannya, "Aku bekerja, menunggu, dan berdoa untuk merasakan '[Dia] yang sudah mengasihiku, dan menyerahkan diri-Nya untukku.'" Tidak lama kemudian, dia percaya dan menulis di jurnalnya, "Kini, aku sudah berdamai dengan Allah dan bersukacita dengan pengharapan dalam Kristus yang penuh kasih." Dua hari kemudian, dia mulai menulis sebuah himne untuk merayakan pertobatannya.

Aku bekerja, menunggu, dan berdoa untuk merasakan "[Dia] yang sudah mengasihiku, dan menyerahkan diri-Nya untukku". (Charles Wesley)


FacebookTwitter WhatsAppTelegram

Pengkhotbah Injili

Atas anjuran penginjil George Whitefield, John dan Charles akhirnya memutuskan untuk "lebih berani" melakukan sesuatu yang tak terpikirkan: berkhotbah di luar gedung gereja. Dalam catatan jurnalnya dari tahun 1739 -- 1743, Charles menghitung jumlah orang yang telah diinjilinya. Dari jumlah yang disebutkannya, total keseluruhannya hampir mencapai 149.400 orang selama 5 tahun.

Dari 24 Juni sampai 8 Juli 1738, Charles dikabarkan dua kali berkhotbah kepada 10.000 orang di Moorfields, yang dahulunya -- pada abad ke-18 disebut "Pulau Kelinci". Selain itu, dia berkhotbah di hadapan 20.000 orang di Kennington Common dan memberikan khotbah tentang pembenaran di depan Universitas Oxford.

Dalam perjalanannya ke Wales pada tahun 1747, penginjil berjiwa petualang yang berumur 40 tahun ini bertemu dengan Sally Gwynne yang berumur 20 tahun, yang kemudian dinikahinya. Secara umum, pernikahan mereka adalah pernikahan yang bahagia.

Charles terus berkeliling dan berkhotbah. Terkadang, dia juga bersitegang dengan John, yang mengeluh, "Bahkan, aku tidak tahu kapan dan ke mana kamu [Charles] ingin pergi." Tahun 1756 adalah tahun perjalanan terakhirnya mengelilingi negara-negara. Setelah itu, kesehatannya membuatnya perlahan-lahan menarik diri dari pelayanan kelilingnya. Dia menghabiskan sisa hidupnya di Bristol dan London, serta berkhotbah di kapel Metodis.

Obsesi yang Menakjubkan

Sepanjang hidupnya, Charles menuliskan bait-bait himne yang sebagian besar digunakan dalam ibadah Metodis. Dia menciptakan 56 volume himne dalam waktu 53 tahun, menciptakan lirik-lirik yang disebut John sebagai "penjelasan kekristenan alkitabiah yang istimewa dan lengkap".

Orang-orang Metodis pun menjadi dikenal orang (kadang dicela) karena semangat mereka dalam menyanyikan himne-himne Charles. Pengamat kontemporer menuliskan "Lagu orang-orang Metodis adalah lagu terindah yang pernah saya dengar .... Mereka bernyanyi dengan baik, dengan penghayatan, pikiran yang tenang, dan memukau".

Banyak orang segera mengagumi Charles Wesley karena kemampuannya menangkap pengalaman universal kekristenan dalam bait-bait indahnya. Pada abad berikutnya, Henry Ward Beecher menyatakan, "Aku lebih suka menulis himne Wesley Jesus, Lover of My Soul daripada mendapat kemasyhuran raja-raja yang pernah berkuasa di bumi." Penyusun Dictionary of Hymnology, John Julian, menyimpulkan "Mungkin, dilihat dari kuantitas dan kualitasnya, Charles Wesley adalah penulis himne terbesar sepanjang masa". (t/Uly)

Audio Charles Wesley

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christianity Today
URL : http://www.christianitytoday.com/
Judul asli artikel : Charles Wesley, Greatest Hymn Writer of All Time
Penulis : Tidak Dicantumkan

Komentar