Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Apakah Feature Itu?

Sebenarnya sulit sekali membuat definisi, apa itu feature. Boleh jadi orang baru memahami apa itu feature setelah berhasil membuat tulisan yang disebut feature. Rumit memang.

Namun ada juga jurnalis yang mencoba membuat batasan. Feature, menurutnya, adalah salah satu teknik penulisan berita jurnalistik, untuk mengungkapkan secara panjang lebar dan mendalam, suatu realitas sosial yang dijumpai di tengah masyarakat. Berdasarkan batasan itu, di kalangan jurnalis Indonesia, feature disebut juga berita kisah atau berita bertutur.

Melalui feature, latar belakang suatu masalah dapat diungkap lebih jauh. Kita dapat menjelaskan mengapa (why) dan bagaimana (how) suatu peristiwa terjadi, memiliki perbedaan atau persamaan dengan yang lain. Menerangkan sebab akibat antara dua fakta atau lebih (bisa tentang penyimpangan, kegagalan, sukses, gejala baru, dst.). Feature juga membuat kita lebih leluasa memaparkan duduk perkara suatu persoalan dengan gamblang. Alhasil, melalui bentuk penulisan ini, kita dimungkinkan secara analitis menjabarkan, untuk kemudian menyimpulkan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa atau persoalan terjadi.

BENTUK
Ada beberapa bentuk atau ragam feature yang dikenal:

  1. Feature Sosok (Profile)
    Mengetengahkan tokoh kesohor (bisa juga sekelompok orang atau suatu lembaga), baik yang berperan dalam suatu peristiwa yang diberitakan maupun tidak. Tujuannya supaya pembaca bisa lebih paham sepak terjang sang tokoh.
  2. Feature Sejarah (Historical)
    Mengungkap apa yang pernah terjadi pada masa silam. Feature ini juga menggali aspek-aspek terbaru dari kejadian masa lalu itu.
  3. Feature Petualangan (Adventures)
    Menyajikan kejadian unik dan menarik yang dialami seseorang atau serombongan orang, boleh jadi dalam suatu ekspedisi, riset, kecelakaan, perjalanan dan banyak lagi.
  4. Feature Peristiwa Teragenda (Seasonal)
    Mengangkat aspek baru dari suatu peristiwa teragenda. Misalnya, Lebaran, Natal, Hari Kemerdekaan, peringatan lahirnya tokoh nasional, dll.).
  5. Feature Pengalaman Manusiawi (Human Interest)
    Mengisahkan pengalaman manusiawi yang menyentuh perasaan. Melalui penuturan ini pembaca diharapkan bercermin dan melihat dirinya sebagai anak manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, yang bergelut dalam tragedi atau komedi kehidupan.
  6. Feature Gaya Hidup (Trend)
    Menuturkan kisah sekelompok anak manusia yang berubah gaya hidupnya dalam suatu proses transformasi sosial-budaya.

UNSUR PENUNJANG
Unsur-unsur penting yang menunjang penulisan feature yang baik:

  1. Deskripsi
    Deskripsi adalah penggambaran sesuatu obyek secara terinci, yang diamati melalui pancaindera: mata, hidung, lidah (untuk rasa) dan kulit (untuk suhu, kasar-halus, tajam-tumpul, dan lain sebagainya). Penulisan deskriptif merupakan gabungan beberapa kecakapan penulisnya: pengumpulan bahan reportase, kemampuan observasi tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai dengan pengalaman reportase, dan kemampuan yang baik untuk meramu kata- kata secara ringkas dan efektif. Menulis deskriptif sama dengan memotret dengan kata-kata.
  2. Fantasi
    Fantasi atau imajinasi, membuat feature menjadi memukau seperti sebuah cerita. Memang dibutuhkan kemampuan bercerita yang baik untuk membuat sebuah feature menjadi rangkaian kata-kata yang menarik. Kesimpulannya, penulis feature mestilah tukang cerita yang baik.
  3. Anekdot
    Anekdot, atau humor-humor singkat perlu disisipkan agar feature menjadi segar, tidak ruwet. Dengan begitu tulisan tidak kering atau dingin, seperti pada berita langsung.
  4. Kutipan
    Untuk penyegar juga dibutuhkan kutipan. Bisa kutipan hasil wawancara yang menarik dan otentik, kutipan sajak, atau mungkin kutipan syair lagu. Boleh jadi penggalan sebuah novel yang ada hubungannya dengan berita kisah yang kita buat.

Bahan dikutip dari sumber:
Judul Buku : Pedoman Dasar Penulisan
Judul Artikel : Feature
Editor : Arthur J. Horoni
Penerbit : Yayasan Komunikasi Masyarakat (YAKOMA PGI),
Jakarta, 1998
Halaman : 70 - 74

Komentar