Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Tokoh Penulis

Clive Staples Lewis (1898 - 1963) adalah mahasiswa cerdas, penulis yang dikagumi, kritikus sastra, dan apologet Kristen. Dia dihormati terutama atas kontribusinya dalam kritik sastra, apologetika, dan kesusastraan anak dan fantasi.

Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu

Tidak susah menggambarkan ciri-ciri fisik tokoh perbukuan Indonesia ini. Perawakannya tinggi, wajahnya berewokan, rambutnya gondrong, dan beruban. Dari logatnya, Anda bisa langsung menebak asal sukunya, Batak. Banyak orang mengenalnya sebagai pejuang dunia perbukuan, tetapi sebenarnya Bang Mula Harahap adalah seorang penulis, editor, penerjemah, sekaligus pemerhati budaya.

Thomas Stearns Eliot, lahir pada tanggal 26 September 1888, di St. Louis. Eliot tumbuh dalam keluarga bangsawan yang aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan, komunitas, dan pendidikan. Masa kecilnya memberikan kesan mendalam bagi Eliot, sehingga kenangan-kenangan ini tercermin dalam karya-karyanya, terutama dalam "Four Quartets".

Pada tahun 1898, Eliot mempelajari bahasa Latin, Yunani Kuno, Perancis, dan Jerman di Smith Academy. Dia mulai menulis puisi ketika berumur 14 tahun. Akan tetapi, dia menghancurkan karya-karyanya itu, karena menurutnya puisi-puisinya terdengar muram dan putus asa. Puisi pertamanya "A Fable For Feaster," ditulis untuk tugas sekolah ketika dia masih berumur 15 tahun, dan dipublikasikan di Smith Academy Record dan kemudian di Harvard Advocate, majalah universitas Harvard.

T. S. Eliot

Setelah lulus, Eliot mengenyam pendidikan di Milton Academy, Massachusetts. Kemudian, dia mempelajari filsafat di Harvard dari tahun 1906 sampai tahun 1909, dan mendapatkan gelarnya dalam kurun waktu tiga tahun. Setelah bekerja sebagai asisten dosen filsafat di Harvard dari tahun 1909-1910, Eliot pindah ke Paris dan mempelajari filsafat di Sorbonne. Saat pecah Perang Dunia pertama, dia pergi ke Oxford.

Di Inggris, dia mencicipi beragam pekerjaan. Setelah ditugaskan untuk mengajar sejarah, Latin, Perancis, Jerman, aritmatika, melukis, dan renang di sekolah-sekolah Inggris, dia menjadi banker di Lloyds of London. Lalu, dia menjadi editor di Faber dan Faber.

Pada tahun 1914, Eliot berkenalan dengan Vivienne Haigh-Wood, pengajar di Cambridge. Pada tanggal 26 Juni 1915 mereka menikah di Hampstead Register Office. Pernikahan pertama Eliot adalah sebuah bencana. Istrinya menderita gangguan saraf dan dirawat di rumah sakit jiwa selama bertahun-tahun. Pada tahun 1947 istri pertamanya meninggal. Dia hidup di apartemennya bersama John Hayward, penulis yang hampir lumpuh total, sampai akhirnya dia menemukan pendamping baru dan menikah pada tahun 1957.

Tahun 1927 merupakan tahun perubahan yang besar bagi Eliot. Dia berpaling kepada Allah dan dibaptis di Gereja Inggris. Pada tahun yang sama, dia juga melepaskan kewarganegaraan Amerikanya dan menjadi warga negara Inggris. Imannya tercermin dalam karya "Ash Wednesday" pada tahun 1930. Puisi ini menggambarkan betapa sulitnya mencari kebenaran, serta mendeskripsikan penemuan iman yang akan bertahan selamanya. Walaupun dikritik keras oleh para penulis lain karena pertobatannya, dia tetap giat mengekspresikan iman dalam puisi-puisinya.

Eliot percaya bahwa pencapaian terbaiknya adalah puisi rohani "Four quartets" (1943) yang cukup panjang. Puisi ini berhubungan dengan tema inkarnasi, kekekalan, kerohanian, dan pewahyuan. Dalam "The Idea of a Christian Society" (1939) serta karya-karya lainnya, Eliot berpendapat bahwa upaya humanis untuk membentuk peradaban rasional yang non-Kristen akan hancur. "Percobaan itu akan gagal, tetapi kita harus banyak bersabar dan menunggu keruntuhannya," ujar Eliot, "Sementara itu, pulihkan waktu: sehingga iman dapat tetap dijaga selama berabad-abad kegelapan di depan kita, agar kita bisa memperbarui dan membangun kembali peradaban dan menyelamatkan dunia dari kehancuran."

Dia tidak menyetujui pandangan bahwa masyarakat harus dikuasai oleh gereja. Menurutnya, masyarakat harus dikuasai oleh prinsip-prinsip Kristen saja, dan orang-orang Kristen perlu memunyai "kesadaran pikiran dan hati nurani untuk bangsa."

Percobaan itu akan gagal, tetapi kita harus banyak bersabar dan menunggu keruntuhannya.

  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Eliot kemudian beralih menulis drama pada tahun 1930 dan 1940, karena dia percaya bahwa drama memikat orang-orang yang mencari spiritualitas. Pada tahun 1935, dia mementaskan pertunjukan pertamanya "Murder in the Cathedral", drama berdasarkan kisah martir Thomas Becket. Dalam drama ini, Eliot berulang-ulang menggemakan bahwa iman dapat hidup hanya jika para pengikut setia siap mati untuknya. Drama ini disusul dengan drama "The Family Reunion" (1939) dan "The Cocktail Party" (1949), sukses terbesar teaternya. Dalam drama-dramanya, dia berhasil menangani tema-tema moral dan religius yang rumit, serta menghibur penontonnya dengan alur yang jenaka dan satir sosial yang tajam.

Eliot meninggal karena kesehatannya yang memburuk pada tanggal 4 Januari 1965. Dia dikremasikan di Golders Green Crematorium. Sesuai dengan permintaan Eliot, abunya dibawa ke St. Michael"s Church di East Coker, desa tempat emigrasi nenek moyangnya.

Dirangkum dari:

1. __. "T. S. Eliot, Modernist Poet". Dalam https://www.christianitytoday.com/history/people/poets/ts-eliot.html

2. __. "T. S. Eliot". Dalam https://www.answers.com/topic

3. __. "T. S. Eliot Biography". Dalam https://www.notablebiographies.com/Du-Fi/Eliot-T-S.html

Oh, Seribu Lidah Memuji/Pujian bagi Penebus/Kemuliaan Tuhan dan Rajaku/Kemenangan anugerah-Nya!

Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu

Setelah tubuh John Wycliffe terkubur hampir selama 50 tahun, Uskup Lincoln memerintahkan agar sisa-sisa tubuhnya digali kembali dan langsung dibakar pada tahun 1492. Abunya dibuang ke sungai Swift. Kebencian terhadap Wycliffe bukanlah hal yang baru, melainkan kelanjutan dari apa yang dipikulnya selama hidupnya. Akan tetapi, mengapa kebencian ini bertahan begitu lama setelah kematiannya? Mari kita telusuri biografi singkat tentang kehidupan seorang teolog sekaligus penerjemah Alkitab ini.

Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu

Lewis "Lew" Wallace pernah menjabat sebagai gubernur, pengacara, negarawan, dan jenderal pasukan Union dalam perang saudara Amerika, akan tetapi dia paling dikenang atas karya sastranya.

Oswald Chambers adalah seorang hamba Tuhan dan pengajar yang terkemuka pada awal abad ke-20. Dia adalah orang Kristen asal Skotlandia. Chambers sangat terkenal karena bukunya, "My Utmost for His Highest", diminati banyak orang.

Oswald Chambers

"Amazing grace, how sweet the sound ...." Begitulah lirik awal sebuah himne yang paling dicintai sepanjang masa. Himne ini merupakan sebuah lagu pujian utama dalam berbagai denominasi gereja. Pengarang kata-kata indah itu adalah John Newton, yang mengaku dia adalah orang malang yang terhilang, tetapi ditemukan dan diselamatkan oleh anugerah.

Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1924 di Harianboho, Sumatra utara. Masa kecilnya dihabiskan di lingkungan tradisional, di lingkungan tradisi sastra lisan yang berbahasa batak. Sejak kecil dia mendengarkan khotbah-khotbah dalam bahasa Injil, lewat terjemahan ke dalam bahasa Batak. Dia senang mendengarkan lagu-lagu rakyat. Dia kenyang dengan ide-ide puitis dan bentuk-bentuk sastra tanpa teori dalam berbagai upacara.

Pages

Komentar