Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Menjadi Penerjemah Pemula yang Cermat dan Selamat

Meski judul tulisan ini mengandung kata pemula, tidaklah berarti bahwa saya sudah senior, apalagi "manula". Dari segi usia, jelas saya masih di tiga puluh tahunan awal. Dari segi jam terbang profesi penerjemah, bisa dibilang saya masih berada di pertengahan. Tentu, saya menjalani proses membangun karier penerjemah dari nol. Pastinya pernah menjadi pemula, dan mengalami pahit-getirnya sebagai penerjemah bermodal tekad dan semangat, sementara pengetahuan dan wawasan masih malu-malu beranjak dari titik nol. Dari hasil perjalanan dari titik nol hingga sedikit di atasnya itulah, saya ingin berbagi 8 tip sederhana yang akan membantu kita menjadi penerjemah yang lebih cermat dan selamat. Cermat dalam arti pekerjaan kita beres, rapi, bagus mutunya. Selamat dalam makna pekerjaan yang kita selesaikan itu tidak mengundang hujatan dari klien; malah diharapkan mendatangkan pujian dan proyek berkelanjutan.

Penerjemah

Delapan tip ini berkaitan dengan apa saja yang harus dilakukan seorang penerjemah ketika mengerjakan proyek terjemahan hingga mengirimkannya kepada klien, baik itu klien sebagai pengguna akhir atau agensi/biro terjemahan.

1. Riset peristilahan. Kita adalah penerjemah, bukan pengarang. Teks yang kita terjemahkan tentu saja harus mengikuti peristilahan yang sudah ada. Dalam hal ini, kita harus membiasakan diri mengubek-ubek kamus dan glosarium. Kalau ada pertentangan antara istilah baku dan istilah di masyarakat, silakan tanyakan kepada klien, mereka maunya yang bagaimana. Kalau kita merasa bisa menebak padanan dari istilah asing, jangan malu-malu untuk mengujinya di Google, setidaknya untuk melihat apakah istilah tersebut sudah digunakan atau masih asing. Kalau punya teman atau kenalan yang menguasai bidang yang kita terjemahkan, jangan ragu untuk bertanya.

2. Penyuntingan. Sebaiknya, kita luangkan waktu untuk memeriksa hasil terjemahan kita terhadap naskah sumber, usahakan kalimat demi kalimat asli. Apakah makna di naskah sumber sudah tersampaikan secara akurat pada naskah sasaran?

3. Baca ulang hasil terjemahan. Dalam hal ini, kita perlu memastikan apakah kalimat-kalimat di bahasa sasaran sudah memiliki keterbacaan yang baik dan terkesan alami? Kalau bahasa sasaran masih terasa kuat sebagai naskah terjemahan, berarti kita harus memolesnya lagi.

4. Seragamkan format. Format berkaitan dengan tata letak dan tampilan teks atau naskah. Kita harus memastikan agar segala macam format sudah sesuai dengan naskah sumber. Jangan lupa memeriksa tabel dan grafik, jika ada.

5. Periksa ejaan. Ini bagian yang mutlak harus kita lakukan. Jangan sampai kita mengirimkan pekerjaan yang mengandung banyak kesalahan ketik. Berbuat salah memang manusiawi, tetapi terlalu banyak kesalahan ketik, apalagi jika berulang, menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang ceroboh, tidak cermat, dan tidak peduli pada mutu pekerjaan kita.

6. Periksa kembali setiap konversi. Ada kalanya kita harus melakukan konversi, perubahan satuan. Mungkin berkaitan dengan mata uang, entah simbolnya atau nilainya. Terkadang juga menyangkut pengukuran jarak, satuan panjang, suhu, dll.. Jangan lupa juga bahwa sering kali kita harus mengubah titik menjadi koma, seperti dalam "3.5 cm" dan "3,5 cm".

7. Pengiriman hasil pekerjaan. Jangan mengirimkan hasil terjemahan tanpa melalui langkah-langkah di atas. Sebagai orang yang mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan penerjemahan, tentunya kita ingin memberikan kesan yang baik kepada klien. Dalam hal ini, kewajiban kita adalah mengirim hasil terjemahan dalam format yang sesuai dan pekerjaan dikirim tepat pada waktunya.

Jangan sampai kita mengirimkan pekerjaan yang mengandung banyak kesalahan ketik.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

8. Minta konfirmasi dari klien. Ini terutama berlaku bagi pengiriman pekerjaan melalui e-mail. Jangan lupa untuk meminta konfirmasi penerimaan hasil terjemahan dari klien, supaya jelas bahwa pekerjaan telah tuntas dan klien telah menerima file kiriman tanpa kendala. Seandainya ada kendala, misalnya klien minta file format .doc, tetapi kita malah mengirim format .docx, itu bisa segera ketahuan masalahnya tanpa harus menunggu berlarut-larut.

Itulah sedikit tip yang berasal dari pengalaman pribadi saya.

Salam sukses untuk para penerjemah Indonesia!

Diambil dan disunting dari:
Nama situs : Mradhi.com
URL situs : "http://www.mradhi.com/terjemahan/8-tips-menjadi-penerjemah-pemula-yang-cermat-dan-selamat.html
Penulis : M. Ramdhan Adhi
Tanggal akses : 8 April 2013

Komentar