Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak

Dirangkum oleh: Puji Arya Yanti

Kegiatan menulis, pada dasarnya, merupakan kegiatan yang baik dilakukan oleh anak. Dengan menulis, kreativitas anak dapat ditingkatkan. Demikianlah salah satu alasan menulis yang dikemukakan Caryn Mirian-Goldberg dalam bukunya, "Daripada Bete Nulis Aja!". [block:views=similarterms-block_1]

Dengan menulis, seorang anak ibarat membenamkan diri dalam proses kreatif. Karena ketika ia menulis, itu berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan. Dan ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif, seperti sekolah maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

Dari kegiatan menulis ini pula anak dapat memperoleh manfaat, di antaranya sebagai berikut.

  • Anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan.
  • Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata.
  • Anak dapat menunjukkan kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis surat ucapan terima kasih atau ulang tahun kepada orang tua, teman, atau bahkan guru.
  • Anak bisa meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis informasi tentang sesuatu.

KIAT MENUMBUHKAN BUDAYA MENULIS PADA ANAK

Mengingat banyaknya manfaat kegiatan menulis bagi anak, budaya menulis tentu perlu ditumbuhkembangkan. Untuk itu, pertama-tama, tumbuhkan dulu kecintaan dan kebiasaan anak dalam hal membaca. Satu hal yang perlu diingat, menulis sangat berbeda dengan berbicara. Tentunya komunikasi melalui tulisan cenderung lebih sulit. Meskipun demikian, bukan tidak mungkin bisikan dan teriakan, seperti ketika berbicara, diwujudkan dalam bentuk tulisan. Hanya saja, untuk mengungkapkannya dibutuhkan kecerdasan bahasa. Dan membaca menjadi solusinya. Dengan banyak membaca, rasa kebahasaan anak akan berkembang.

Ketika anak baru memulai menulis, tidak perlu mengajarkan tata bahasa pada anak. Sebagian besar pengetahuan ketatabahasaan ini sifatnya berkembang sehingga bisa dikuasai anak sedikit demi sedikit. Secara alami, anak akan belajar berbicara dari bahasa yang mereka dengar. Anak juga akan belajar menulis dalam bahasa yang mereka baca, tentunya bila mereka banyak membaca karena buku adalah masukan untuk tulisan yang baik.

Menuntut kesempurnaan tulisan anak adalah kerangka berpikir yang buruk untuk menjadikannya seorang penulis. Tidak hanya menyingkirkan kreativitas dan keceriaan, hal tersebut juga bisa menimbulkan kelumpuhan besar bagi penulis. Gunakan kata-kata pujian sebagai cara yang efektif untuk memotivasi anak dalam menulis. Untuk saran dan kritik atas tulisan anak, tunggu sampai anak betul-betul mulai menganggap diri mereka penulis karena saat itu mereka lebih berminat pada cara-cara menulis yang lebih baik. Namun, tetap usahakan memberi saran dan kritik dengan cara yang hati-hati.

Satu hal yang juga perlu dihindari adalah membaca tulisan anak tanpa seizin mereka. Jangan pernah melakukan hal itu! Tunjukkan saja kalau Anda tertarik dengan tulisan mereka dan untuk membacanya bertanyalah terlebih dulu dan jangan memaksa atau mencuri-curi untuk membaca tulisan anak. Selain itu, jangan menyensor tulisan anak. Tulisan anak yang betul-betul tidak bisa diterima biasanya hanyalah musiman. Jangan khawatir ketika hal itu terjadi karena masa tersebut akan berakhir juga. Bersyukur dan bergembiralah saja karena anak memperlihatkan tulisannya yang seperti itu kepada Anda. Itu berarti mereka mempercayai Anda.

Seperti halnya membaca, selera menulis anak bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, doronglah mereka untuk menulis sesuatu yang mereka senangi. Tidak menjadi masalah apa jenis tulisan anak. Malahan, semakin banyak jenis tulisan yang dibuat, semakin terampil pula mereka jadinya.

Berikut ini empat bentuk kegiatan menulis yang bisa dikerjakan guna menumbuhkan budaya menulis pada anak.

  1. Menulis Puisi
    Menulis puisi merupakan cara yang mudah untuk memulai usaha menumbuhkan budaya menulis pada anak. Penulisan puisi bisa menggugah rasa kebahasaan lewat permainan dengan kata-kata dan struktur kalimat. Meskipun menulis puisi mungkin tidak disukai oleh semua anak, kita bisa menyediakan berbagai bentuk puisi untuk menunjukkan pada anak-anak bahwa membuat puisi itu mudah dan menyenangkan untuk mengekspresikan perasaan dan ide pikiran.
  2. Menulis Kalimat Deskripsi
    Kegiatan menulis ini dilakukan dengan cara, anak menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki. Misalnya, gambar kuda. Ajak anak menjelaskan seekor kuda lewat tulisan. Tulisan tersebut bisa dipasang di bawah gambar kuda yang dimiliki anak. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui tulisan.
  3. Menulis Doa
    Menuliskan doa tidak dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana cara anak berkomunikasi dengan Allah. Namun, hal ini dapat menolong anak untuk lebih mengerti permohonan doa yang disampaikan dan mengatur cara penyampaian idenya. Menulis doa sekaligus juga dapat menolong anak-anak untuk mengetahui bagaimana Allah menjawab doa-doa mereka.
  4. Menulis Jurnal atau Catatan Harian
    Menulis buku harian atau jurnal bisa menjadi aktivitas menulis yang baik bagi anak. Kegiatan ini bisa menciptakan hubungan intim antara anak dan kegiatan tulis-menulis. Hal ini juga bisa membuat anak melihat betapa kuatnya tulisan dan banyaknya wawasan tentang pengalaman sehari-hari yang diperoleh anak dari tulisan.

Pada akhirnya, untuk menumbuhkan budaya menulis pada anak, anak perlu dibiasakan dengan tulis menulis itu sendiri dan menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu hal yang menyenangkan. Perlu kerja keras, kesabaran, dan bimbingan untuk meraihnya. Namun hasilnya, anak akan memetik keuntungan sepanjang hidupnya melalui kegiatan ini.

Sumber bacaan:
Choun, Robert J. dan Michael S. Lawson. 1993. "The Complete Handbook of Children`s Ministry". Nashville: Thomas Nelson Publishers.

Haystead, Wes dan Sheryl Haystead. 1992. "Sunday School Smart Pages". Ventura: Gospel Light.

Leonhardt, Mary. 2001. "99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis:. Bandung: Kaifa.

Mirriam-Goldberg, Caryn. 2003. "Daripada Bete Nulis Aja!". Bandung: Kaifa.

Komentar