Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Menulis Renungan Alkitab Sehari-Hari bagi Anak

Menulis bacaan renungan bagi anak semudah belajar A-B-C: "Aim" (Tujuan), "Begin" (Mulai), dan "Compile" (Susun).

Gambar: Quote tentang Menulis

Sebagai makanan sehari-hari bagi jiwa anak-anak, sebuah bacaan renungan Kristen merupakan sebentuk karya literatur, yang memuat anekdot-anekdot serta pengajaran Alkitab yang dirancang untuk dibaca anak setiap hari. Renungan merupakan alat belajar anak untuk mempelajari berbagai prinsip relevan yang diambil dari prinsip-prinsip Alkitab. Sebuah bacaan renungan untuk anak mendorong latihan kemampuan membaca, menanamkan kebajikan demi kepentingan pribadi dan psikososial, serta mengembangkan disiplin pribadi.

Untuk menulis renungan Alkitab bagi anak-anak, penulis hanya perlu mengikuti tiga langkah pengingat "A-B-C" yang sederhana:

1. Menetapkan Hasil Pembelajaran sebagai Tujuan dari Tulisan Renungan Anda ("Aim")

"Tujuan" adalah sebuah kata yang sederhana. Usaha menulis ini perlu dimulai dengan satu tujuan yang sangat sederhana. Seorang penulis harus memulai tugasnya dengan menetapkan kesederhanaan ketika ia menulis untuk anak-anak. Para penulis kadang kesulitan menulis untuk anak karena berbagai tujuan atau alasan yang sangat rumit. Pada bagian ini, seharusnya seorang penulis cukup menanyakan satu pertanyaan ini segera setelah ia siap menulis: sasaran apa yang ingin dicapai? Mendorong atau mencegah? Jika Anda memilih untuk "mendorong", Anda akan menulis tentang kebajikan atau tindakan untuk mendorong anak melakukan kebajikan itu. Memilih "mencegah" berarti Anda ingin mengoreksi perilaku, persepsi, atau kebiasaan yang salah. Ini menjadi bagian pertama dari tujuan mengajar. Bagian ini murni bersifat konseptual dan perlu diperluas ke dalam bentuk tindakan. Jangan tenggelamkan tujuan yang ingin dicapai dengan berbagai konsep yang berat.

Sebagai contoh, seorang penulis mungkin memilih mendorong anak untuk "berterima kasih" atau mencegah mereka melakukan "sikap yang tidak sopan". Kedua hal itu masih merupakan konsep yang membutuhkan tindakan. Seorang penulis harus mampu membedakan antara konsep dan tindakan. Konsep adalah gagasan yang tak berwujud. Tindakan adalah peristiwa yang berwujud. Tujuan pengajaran haruslah berupa sebuah tindakan yang diambil dari sebuah konsep. Dari contoh di atas, "berterima kasih kepada orang tua" adalah konsep yang perlu memiliki tindakan. Suatu tujuan yang lengkap akan tampak seperti berikut ini.

Konsep: Menyampaikan terima kasih pada orang tua.

Tindakan: Mengucapkan terima kasih kepada orang tua setelah mengucapkan selamat malam.

Konsep: mencegah sikap yang tidak menghormati orang tua.

Tindakan: Mengatakan "tolong" saat meminta sesuatu dari orang tua.

2. Mulailah dengan Sebuah Kerangka Tulisan dalam Pikiran Anda, Saat Menulis Renungan untuk Anak-Anak ("Begin")

Bagian isi renungan terdiri dari elemen-elemen berikut: sebuah ayat Alkitab singkat, anekdot, dorongan, dan contoh tindakan.

Seorang penulis harus memulai tugasnya dengan menetapkan kesederhanaan ketika ia menulis untuk anak-anak.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

a. Cara Menggunakan Ayat Alkitab

Sebuah ayat Alkitab mengendalikan ide dari sebuah renungan. Ayat Alkitab biasanya diletakkan di atas dan memiliki dua bagian: Isi dari ayat yang dibahas; referensi ayat tersebut. Cara terbaik untuk menolong anak-anak mengingat sebuah ayat adalah dengan mengapit isi ayat dengan referensi ayat yang ditulis identik. Misalnya: 1 Tesalonika 5:18 -- "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." -- 1 Tesalonika 5:18

b. Cara Menggunakan Anekdot

Sebuah anekdot mengikuti ayat yang dibahas. Kelebihan anekdot ialah dapat dengan segera menempatkan prinsip yang ingin disampaikan ke dalam wilayah yang relevan. Sebuah anekdot biasanya berupa cerita singkat yang memperkenalkan tujuan dari renungan tersebut. Jika si penulis sedang menulis renungan bagi anak-anak dengan "dorongan" yang disebutkan di atas dan 1 Tesalonika 5:18 adalah ayatnya, maka anekdotnya mungkin akan seperti ini:

Sementara menunggu ibunya menjemput di sekolah, seorang anak kelas satu bernama Johnny mendengar kabar dari satpam sekolah bahwa ibunya mengalami pusing saat mengemudi dan harus berhenti. "Nak," kata satpam itu, "itulah sebabnya ibumu terlambat menjemput." Semua orang dewasa di sekolah telah pulang, bahkan para guru juga sudah pulang. Sebenarnya, belum semuanya pulang. Masih ada si satpam dan penjaga gedung. Fred, si penjaga gedung, mengendarai sepeda motornya dan menemui ibunya Jhonny untuk menolongnya. Beberapa menit kemudian, mobil ibunya sudah parkir di depan sekolah untuk menjemput Jhonny. Ibu Jhonny bersandar di jok belakang dalam keadaan baik-baik saja dan Fred yang mengemudikan mobil itu. Ibu Jhonny memberi tahu Johnny bahwa Fred akan mengantar mereka pulang dan bahwa dia baik-baik saja. Sesampainya di rumah, Ibu Johnny tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Fred. Itulah pertama kalinya Johnny mengerti apa yang dimaksud dengan berterima kasih.

c. Cara Menggunakan Dorongan

Dorongan mengikuti sebuah anekdot. Dorongan adalah pemberian nasihat atau semangat yang tulus, yang dikembangkan dari anekdot di atas. Dari anekdot tadi, penulis mungkin ingin mendorong para pembaca bahwa mereka harus berterima kasih kepada seseorang yang menolong mereka, sehingga seseorang akan merasa nyaman dengan apa yang dilakukannya.

d. Cara Menggunakan Contoh Tindakan

Setelah memberikan dorongan, penulis harus menciptakan contoh tindakan. Suatu contoh tindakan merupakan sebuah tindakan kasat mata yang diambil dari konsep sebelumnya. Karena contoh tindakan itu sudah dimasukkan ke dalam tujuan, maka sesi ini seharusnya tidak akan kacau. Kadang-kadang, menjelaskan seluk-beluk contoh tindakan untuk membantu pembaca adalah baik.

3. Menyusun Seluruh Tulisan Renungan untuk Anak ("Compile")

Sistem penyimpanan tulisan renungan yang baik akan menutup seluruh proses penulisan. Beberapa penulis memasang tulisan renungan mereka di blog, sementara beberapa berkas tulisan mereka tetap disimpan di komputer. Beberapa penulis lain mungkin akan menuliskan renungan mereka dalam jurnal. Singkatnya, metode apa pun yang digunakan, seorang penulis harus memastikan bahwa ia akan dapat mengakses berkas tulisannya dengan mudah.

Menciptakan Sistem Menulis Renungan untuk Anak

Akan lebih baik jika pada saat menulis untuk anak, kita dibimbing oleh suatu sistem tertentu -- khususnya ketika menulis sesuatu yang memiliki nilai rohani bagi mereka. Seorang anak dapat dengan mudah terbebani oleh begitu banyak data dan konsep. Panduan sederhana ini memberi penulis sistem tiga poin yang membantu (penyusunan) komposisi renungan untuk anak. (t\Berlin)

Audio Menulis Renungan Alkitab

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs : Protestantism @Suite101
Alamat URL : http://suite101.com/article/paris-hilton-as-emperor-a187001
Judul asli artikel : Writing Christian Devotionals for Kids -- Composing and Compiling Daily Bible Meditations for Children
Penulis : John Phillip Pesebre
Tanggal akses : 25 Mei 2012

Komentar