Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Kesalahan Berbahasa

Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga memengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Hiperkorek
Kesalahan berbahasa karena "membetulkan" bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah.
Contoh:

  • utang (betul) --> hutang
  • pihak (betul) --> fihak

2. Pleonasme
Kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam:

  1. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata.
    • zaman dahulu (benar)
    • dahulu kala (benar)
    • zaman dahulu kala (pleonasme)
  2. Bentuk jamak dinyatakan dua kali.
    • ibu-ibu (benar)
    • para ibu (benar)
    • para ibu-ibu (pleonasme)
  3. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas.
    Contoh: maju ke depan, kambuh kembali.

3. Kontaminasi
Istilah "kontaminasi" diambil dari bahasa Inggris "contamination" (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan "kerancuan". Rancu artinya "kacau", dan kerancuan artinya "kekacauan". Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk. Kata yang salah disusun menimbulkan frase/kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi tumpang tindih. Contoh kontaminasi imbuhan:
(meng+kesamping+kan) --> mengesampingkan (benar)
(men+samping+kan) --> menyampingkan (benar)
mengenyampingkan (kontaminasi)

Contoh kontaminasi frase:

  • Berulang-ulang (benar)
  • Berkali-kali (benar)
  • Berulang kali (kontaminasi)

Contoh kontaminasi kalimat:

  • Anak-anak dilarang merokok. (benar)
  • Anak-anak tidak boleh merokok. (benar)
  • Anak-anak dilarang tidak boleh merokok. (kontaminasi)

4. Perombakan Bentuk Pasif
Perombakan bentuk pasif ada tiga:

  1. Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-.
    Contoh:
    • Buku itu dibaca oleh saya. (tidak baku)
    • Buku itu saya baca. (baku)
  2. Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan di-.
    Contoh:
    • Buku itu dibaca oleh mereka. (baku)
    • Buku itu mereka baca. (tidak baku)
  3. Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frase terikat.
    Contoh:
    • Masalah itu kami sudah bahas kemarin. (tidak baku)
    • Masalah itu sudah kami bahas kemarin. (baku)

5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:

  1. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan. Contoh:
    • Hasil daripada penelitian itu sangat memuaskan. (tidak tepat)
    • Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku)
  2. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan. Contoh:
    • Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak baku)
    • Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)
  3. Penghilangan kata tugas yang diperlukan. Contoh:
    • Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidak baku)
    • Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. (baku)

6. Pengaruh Bahasa Daerah
Pengaruh bahasa daerah menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia.

  1. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan ter-) dan penghilangan imbuhan.
    Contoh pemakaian awalan ke-:
    • ketabrak, kepukul. (tidak baku)
    • tertabrak, terpukul. (baku)

    Contoh penghilangan imbuhan:

    • Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya. (tidak baku)
    • Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya. (baku)
  2. Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran –nya.
    Contoh:
    • Rumahnya Pak Ahmad sangat besar. (tidak baku)
    • Rumah Pak Ahmad sangat besar. (baku)

7. Pengaruh Bahasa Asing
Pengaruh bahasa asing menimbulkan kesalahan dalam pemakaian kata tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana, di mana, kepada siapa.
Contoh:

  • Baju yang mana baru saya beli telah sobek. (tidak baku)
  • Baju yang baru saya beli telah sobek. (baku)
  • Bandung di mana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidak baku)
  • Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Belajar Bahasa
Alamat URL : http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/kesalahan-berbahasa.html
Judul asli artikel : Kesalahan Berbahasa
Penulis artikel : Tim Belajar Bahasa
Tanggal akses : 4 Juli 2016

Komentar