Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Jakob Oetama -- Pelopor Surat Kabar Harian Kompas

Masyarakat Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan koran Kompas. Begitu mendengar frasa "koran Kompas", hal yang terbayang pastilah sebuah koran dengan konten dan materi penggunaan kertas yang sangat bonafit. Akan tetapi, apakah Anda mengenal seseorang dibalik kesuksesan surat kabar harian Kompas tersebut?

Jakob Oetama

Mungkin banyak dari Anda yang belum mengetahui sosok Jakob Oetama sebagai seorang wartawan sekaligus pendiri surat kabar harian Kompas. Jakob Oetama dikenal sebagai salah satu sosok wartawan dan pemerhati dunia pers sejak awal dekade 60-an.

Ingin kenal lebih dekat dengan sang pendiri surat kabar harian Kompas tersebut? Mari kita simak profil Jakob Oetama berikut ini.

"Passion" dan Latar Belakang Pendidikan.

Jakob lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang pensiunan guru dari wilayah Sleman. Pria kelahiran Magelang, 27 September 1931, tersebut mulai menunjukkan ketertarikannya pada dunia pers dan jurnalis sejak muda. Setelah menamatkan pendidikan di SMA Seminari Yogyakarta, Jakob muda mulai mencari pengalaman dengan mengajar di SMP Mardiyuwana dan SMP Van Lith Jakarta.

Pada usianya yang ke-24, Jakob mulai aktif menjadi tim redaktur mingguan Penabur di Jakarta. "Passion" yang besar terhadap dunia jurnalistik mendorong Jakob untuk melanjutkan studinya di dua universitas sekaligus, yakni Perguruan Tinggi Publistik Jakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Bentuk Dedikasi Jakob Oetama untuk Bidang Jurnalistik.

Pada awal tahun 1960-an, Jakob berkenalan dengan Ojong yang menjadi rekan satu tim dalam pengurusan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia. Saat itu, pergaulan Ojong sangat luas. Ia menjalin relasi yang baik dengan banyak tokoh seperti Soe Hok Gie, Prof. Widjojo Nitisastro, Arief Budiman, dan beberapa tokoh lainnya.

Ojong dan Jakob sama-sama pernah berprofesi menjadi guru dan memiliki minat terhadap dunia pers dan sejarah. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi kerja sama Jakob dan Ojong dalam membuat sebuah majalah baru yang diberi nama Intisari.

Majalah Inti sari pertama kali terbit pada Agustus 1963 dan bertujuan untuk memuat beragam konten mengenai perkembangan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi dari seluruh penjuru dunia. Konten-konten Inti sari kemudian diperkuat oleh bantuan teman-teman Jakob dan Ojong dari Yogyakarta, seperti Swantoro, J. Adisubrata, Indra Gunawan, dan Kurnia Munaba. Berkiblat pada Reader's Digest besutan Amerika, Inti sari berusaha menyajikan berita-berita yang intelek dan kompeten yang diharapkan membawa pengaruh positif bagi dunia pengetahuan Indonesia.

Sukses mengasuh majalah Inti sari sejak tahun 1963, dua tahun kemudian Jakob beserta Ojong dan rekan-rekan lainnya mendirikan surat kabar harian yang diberi nama Kompas. Nama Kompas sendiri berasal dari usulan Bung Karno ketika berdiskusi dengan Jakob dan tim pengurus Yayasan Bentara Rakyat. Surat kabar harian Kompas menjunjung tinggi nilai-nilai independen sumber berita yang digali secara mandiri, serta mengutamakan kecermatan di bidang profesi dan moral pemberitaan.

Kompas berkembang menjadi sebuah surat kabar harian yang berkualitas dan mengedepankan konten-konten yang informatif dan edukatif. Dari situ, berdirilah sebuah kelompok usaha bernama Kompas Gramedia. Nama Gramedia digunakan sebagai member label pada usaha toko buku. Atau dengan kata lain, tim Gramedialah yang bertanggung jawab atas proses produksi dan pencetakan surat kabar harian Kompas.

Hingga saat ini, di bawah pengendalian Jakob Oetama, Kompas Gramedia berhasil menjadi salah satu media cetak unggulan bahkan sukses melebarkan sayap ke bidang-bidang usaha lainnya seperti media pertelevisian dan bisnis perhotelan.

Kontribusi Jakob dalam Berbagai Organisasi

Jakob Oetama tak hanya dikenal sebagai sosok yang berdedikasi bagi dunia pers dan jurnalistik Indonesia. Ia juga sering berkontribusi dalam berbagai organisasi di dalam dan luar negeri, misalnya pernah menjabat menjadi Sekjen dan Dewan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia dan anggota asosiasi internasional Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.

Keberadaan pers merupakan salah satu elemen penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi bagi sebuah bangsa.

  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Ia juga pernah aktif menyalurkan suara rakyat melalui posisinya sebagai anggota DPR utusan golongan pers. Dedikasinya bagi dunia pers dan jurnalistik Indonesia membawanya menerima gelar doktor honoris causa ke-18 dari Universitas Gajah Mada. UGM menilai bahwa Jakob Oetama telah berhasil mengembangkan kultur jurnalistik dan pers yang jujur dan edukatif bagi Indonesia sejak tahun 1965.

Semoga karya-karya dan kontribusi Jakob Oetama di bidang pers dan jurnalistik Indonesia dapat dipahami dan diteladani oleh seluruh pembaca dan generasi muda. Sebab, keberadaan pers merupakan salah satu elemen penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi bagi sebuah bangsa.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs : Maxmanroe.com
Alamat URL : https://www.maxmanroe.com/profil-jakob-oetama-pelopor-surat-kabar-harian-kompas.html
Judul asli artikel : Profil Jakob Oetama -- Pelopor Surat Kabar Harian Kompas
Penulis : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 5 Agustus 2015

Komentar